Picu Kematian, Kenali Gejala Dini Gangguan Irama Jantung
- pixabay/geralt
VIVA –Aritmia adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan kelainan atau gangguan pada irama detak jantung Anda.
Detak jantung orang normal biasanya berkisar antara 60 hingga 80 detakan per menit, tapi bagi penderita aritmia, jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat atau bahkan seakan berdetak tidak beraturan.
Nah, kelainan irama jantung itulah yang bisa berkontribusi pada terjadinya kematian mendadak. 80 persen kematian mendadak pada penderita penyakit jantung dipicu oleh aritmia.
"Serangan jantung bisa dipicu oleh gangguan irama jantung. Ini berbahaya jika tidak dikenali sejak dini," ujar Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Sebastian Andi Manurung, Sp.JP, dalam tayangan AYO HIDUP SEHAT di tvOne, Selasa 1 Januari 2019.
Faktanya, gangguan irama jantung atau aritmia bisa disebabkan karena adanya gangguan bawaan sejak lahir. Adapun aritmia ini bisa disebabkan oleh adanya perubahan pada struktural jantung maupun tanpa perubahan sama sekali.
"Gejalanya bisa dilihat sejak usia dini seperti tiba-tiba pingsan dan berulang kali namun tanpa sebab atau dada berdebar sehingga dada terasa sakit. Perlu diwaspadai jika keluhan tersebut terjadi saat sedang beristirahat, harus mulai diperiksakan," kata dia.
Hal ini membuat aritmia tidak bisa dianggap enteng. Deteksi dini untuk mengidentifikasi gejala aritmia sangat berguna untuk penanganan medis yang optimal di kemudian hari, karena aritmia terbukti merupakan jenis kelainan kesehatan yang bisa diturunkan secara genetik.
"Deteksi dini dengan MENARI atau Meraba Nadi Sendiri saat istirahat. Raba nadi di pergelangan tangan dengan 3 jari, hitung selama 1 menit. Jumlahnya harus normal dengan detak yang teratur. Kalau jumlahnya lambat atau cepat serta detaknya tidak teratur, jelas ada kelainan dan harus segera dicek."