Cara Diet Sehat dan Tepat untuk Hindari Obesitas
- Pixabay
VIVA – Obesitas telah menjadi masalah besar di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Secara umum, obesitas disebabkan oleh tiga faktor, yakni perilaku, lingkungan dan genetik. Faktor genetik memiliki porsi 10-30 persen, sementara faktor perilaku dan lingkungan dapat mencapai 70 persen.
Namun, beberapa penelitian menyatakan bahwa perkembangan teknologi yang pesat berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi obesitas. Ya, tanpa disadari, teknologi menggiring seseorang untuk bergaya hidup sedentari, di antaranya kurang beraktivitas fisik dengan seringnya menggunakan gadget, makan makanan tinggi kalori dan kurang mengonsumsi buah dan sayur.
Di Indonesia sendiri, penderita obesitas terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Mirisnya, obesitas bahkan sudah dialami mereka sejak usia anak-anak. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), selama kurun waktu lima tahun, penyandang obesitas dengan usia kurang dari 18 tahun terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2003, angka obesitas mencapai 10,5 persen dan meningkat di tahun 2013 hingga mencapai angka 14 persen. Sedangkan di tahun 2018, angka obesitas kembali meningkat menjadi 21,8 persen. Jika dihitung sejak 2013, maka terdapat peningkatan 1,4 persen angka kejadian obesitas per tahunnya.
Memang sulit untuk menurunkan berat badan. Namun, itu bukanlah hal yang mustahil. Lifestyle disease ini bisa diatasi dengan berbagai cara. Bahkan saat ini sudah banyak pihak yang menyediakan program penurunan berat badan dengan cara aman dengan bantuan ahli medis.
Dalam upaya memerangi obesitas, Prodia melakukan edukasi kepada masyarakat melalui seminar, event, maupun sarana promotif lainnya untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan bahaya obesitas serta meningkatkan perilaku preventif. Tidak hanya itu, mereka juga meluncurkan program pemeriksaan Fat Loss Panel.
Ini adalah program yang bertujuan untuk menurunkan massa lemak berlebih sehingga penyandang obesitas menjadi lebih sehat. Pemeriksaan kesehatan ini juga diperuntukkan bagi penyandang obesitas yang ingin kembali sehat dan terhindar dari risiko buruk akibat obesitas, seperti penyakit jantung, stroke dan sebagainya.
Panel kesehatan tersebut terdiri dari beberapa pemeriksaan laboratorium maupun non-laboratorium (imaging) yang dapat melihat kondisi kesehatan para penyandang obesitas, yang nantinya akan melakukan program penurunan lemak (fat loss) dan konsultasi didampingi oleh dokter spesialis gizi dan spesialis kedokteran olahraga dari Prodia Health Care.
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty mengungkapkan bahwa program ini diadakan untuk menekan prevalensi obesitas, terutama bagi mereka yang masih berusia muda. Ia juga mengatakan bahwa dengan adanya Fat Loss Panel, pihaknya berharap masyarakat yang mulai menyadari obesitas dapat menimbulkan masalah kesehatan, dan dapat lebih bijak dalam memilih cara untuk menurunkan berat badan melalui cara yang sehat dan tepat.
"Diet memang dapat menjadi cara penurunan berat badan. Namun, kita perlu memerhatikan pola diet tersebut dari segi kesehatan. Apakah diet tersebut merupakan diet seimbang yang baik bagi kesehatan, dan apakah pola diet tersebut yang dibutuhkan tubuh kita," ucapnya di Jakarta, Sabtu, 29 Desember 2018.
Di kesempatan yang sama, dr. Eva Kurniawati, Sp.GK juga menyampaikan bahwa diet sehat adalah diet yang memang mengikuti anjuran kebutuhan gizi seimbang, bukan diet yang dilakukan secara general dan mengikuti tren.
"Kebutuhan gizi bagi tiap orang dapat berbeda-beda. Kita perlu lihat lebih dalam masalah apa yang ada di dalam tubuhnya, untuk nanti menentukan takaran gizi seimbang yang dibutuhkan selama program diet. Hal ini agar pasien tetap sehat meski melakukan diet," ujar Eva.
Hal yang sama diungkapkan oleh dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp. KO. Ia juga menambahkan bahwa penurunan massa lemak yang berlebih tidak hanya dipicu dari pola makan, melainkan harus diimbangi dengan olahraga.
“Massa lemak di dalam tubuh bisa dibakar menjadi energi melalui olahraga yang dilakukan. Olahraga untuk obesitas selain latihan aerobik juga melatih otot (resistence exercise) untuk lebih meningkatkan pembakaran kalori. Olahraga tersebut dilakukan hampir setiap hari sesuai dengan anjuran yang aman," katanya.
Sebagai informasi, dalam memperkenalkan Fat Loss Panel, Prodia juga menyelenggarakan program Fat Loss Challenge yang berlangsung sejak 17 September 2018 hingga 17 Desember 2018. Dalam program ini, dipilih lima finalis dari 183 pendaftar yang akan mengikuti program Fat Loss dalam kurun waktu tiga bulan.
Kelima finalis telah dipantau oleh dokter gizi dan dokter olahraga untuk mengatur penurunan massa lemak secara personal melalui konsultasi rutin dan juga melakukan pemeriksaan laboratorium pada awal dan akhir program.
Selama tiga bulan masa pemantauan, para finalis menunjukkan progress, di mana mereka mengalami penurunan fat loss dengan persentase hingga 13,8 persen, penurunan Indeks Massa Tubuh sebesar 4 kilogram/m2, serta penurunan lingkar perut sebesar 10 sentimeter.