Sering Konsumsi Ikan Asin Picu Kanker Nasofaring, Benarkah?
- ANTARA FOTO/Dede Rizky Permana
VIVA – Penyakit kanker mungkin terdengar begitu mengerikan. Maklum saja, jika terlambat diketahui dan ditangani, kanker bisa menjadi begitu ganas dan sulit untuk disembuhkan.
Dari sekian jenis kanker yang ada, nasofaring mungkin bukan jenis kanker yang familiar di telinga kita. Namun siapa sangka, kanker ini pun sama mematikannya dengan kanker jenis yang lain. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2010 setidaknya ada 65 ribu orang yang meninggal di dunia akibat kanker nasofaring ini.
Menurut WHO, kanker nasofaring disebabkan oleh infeksi virus yang disebut Epstein Barr virus atau ebv. Bukan hanya itu saja, faktor keturunan juga dianggap menjadi salah satu penyebab kanker nasofaring.
Sayangnya bukan kedua faktor tadi yang perlu menjadi kekhawatiran orang Indonesia, karena kanker nasofaring ini juga bisa dipicu akibat mengonsumsi ikan yang diasinkan secara berlebihan. Ikan yang diasinkan atau ikan asin adalah salah satu menu favorit orang Indonesia.
Harga ikan asin di Indonesia bahkan ada yang melebihi harga daging sapi per kilogramnya. Sebenarnya bukan asin di ikan yang menjadi permasalahan, tapi bahan pengawet yang disinyalir digunakan dalam proses pengolahan ikan asin tersebut yang dianggap menjadi biang keladi munculnya kanker nasofaring.
Kanker ini juga termasuk jenis kanker yang senyap gejalanya, mengingat letak kanker yang berada di rongga belakang hidung dan langit-langit mulut. Hal itu membuat orang tidak sadar kalau dirinya sudah terinfeksi kanker nasofaring.
Lantas bagaimana cara kita mendeteksi kanker nasofaring sejak dini? Adakah obat untuk kanker yang satu ini? Jawabannya ada di program AYO HIDUP SEHAT (AHS) di tvOne hari ini, Jumat, 28 Desember 2018 bersama dr. Syahrial M. Hutahruk, Sp.THT-KL. AHS juga akan tayang streaming pukul 13.00-14.00 di laman ini. (ldp)