Pasca-tsunami, Kemenkes Akan Dirikan Tenda Kesehatan Reproduksi
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA – Selain menyebabkan korban jiwa, tsunami yang terjadi di Selat Sunda juga berdampak pada kesehatan lingkungan. Hal tersebut nantinya berefek pada kesehatan manusia, terutama kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, balita, wanita usia subur, dan lansia.
Dalam hal ini, Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Eni Gustin mengatakan bahwa kesehatan reproduksi harus ditekankan sebagai upaya mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Karena itu, diperlukan suatu sarana yang menunjang pelayanan kesehatan reproduksi.
Oleh sebab itu, Kemenkes lewat subkluster Kesehatan Reproduksi akan mendirikan tenda kesehatan reproduksi. Tenda tersebut berfungsi untuk menunjang pelayanan bagi kelompok rentan.
"Saat ini baru akan dilakukan assessment pendirian dan pengoperasian tenda tersebut. Assessment dilakukan salah satunya dengan mempertimbangkan jumlah usia rentan dalam suatu lokasi pengungsian," kata Eni.
Setelah itu, barulah diketahui jumlah dan di mana lokasi tenda akan didirikan. Namun yang pasti, tenda kesehatan reproduksi akan didirikan di posko pengungsian.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menilai pendirian tenda kesehatan reproduksi sangat penting terutama bagi mereka yang terdampak tsunami. Dengan adanya tenda itu para korban terdampak bisa mengetahui kondisi kesehatan masing-masing terutama kondisi bayi dalam kandungannya.
"Ini (pendirian tenda kesehatan reproduksi) penting sekali karena berhubungan langsung dengan kesehatan ibu dan bayi. Mereka harus diketahui kondisinya agar bisa ditangani," kata Nila. (ase)