Penyebab Makanan Jadi Enggak Awet
- Pixabay
VIVA – Semua jenis pangan bisa mengalami kerusakan, namun lama atau tidaknya kerusakan itu terjadi tergantung pada bagaimana kita menyimpan dan menjaganya dalam suhu tertentu. Selain itu, kandungan gizi dan sifat pangan bisa membedakan bagaimana kerusakan itu terjadi.
Menurut Direktur Southeast Asia Food & Agricultural Science & Technology Center (SEAFAST) IPB Prof. Dr. Ir. Nuri Andarwulan, pangan yang mudah rusak adalah pangan segar seperti buah-buahan dan sayuran. Sedangkan, pangan yang kurang mudah rusak, contohnya kentang dan apel. Sementara pangan yang tidak mudah rusak, contohnya tepung-tepungan. Jadi, semakin tinggi kadar airnya, semakin mudah rusak pangan itu.
Salah satu penyebab kerusakan pada pangan adalah mikroba. Jika mikroba sudah bisa tumbuh dalam pangan, maka bisa menimbulkan kerusakan.
Selain itu, kandungan kimia dalam bahan pangan. Perlu diketahui bahwa dalam pangan mengandung enzim, misalnya tanaman yang dipanen atau hewan yang disembelih itu sebenarnya masih hidup karena masih melakukan metabolisme yang dilakukan oleh enzim. Inilah yang membuat pangan bisa membusuk dan menyebabkan pangan tidak bisa dikonsumsi.
"Yang harus kita lakukan adalah mengendalikan aktivitas enzim dengan permainan suhu. Ini salah satu cara agar pangan awet," ujar Nuri dalam acara Brunch with Nestle Don't Let Good Go Bad di Kemang, Jakarta, Rabu 19 Desember 2018.
Selain enzim di dalam pangan, kita juga harus waspadai kontaminasi atau bersentuhan dengan binatang lain, seperti serangga hingga tikus karena seluruh tubuh tikus itu penuh mikroba.
Perubahan kadar air, suhu, cahaya hingga oksigen juga mempengaruhi keawetan pangan. Perlakuan fisik pun mempengaruhi pangan itu bisa tetap segar. Misalnya, sapi yang akan disembelih harus diperlakukan dengan baik karena jika diseret maka daging yang didapat akan keras. Sapi yang diperlakukan dengan baik akan menghasilkan produk yang enak dan juicy. (ldp)