Pentingnya Antioksidan untuk Tangkal Radikal Bebas
- Pixabay/Azzurrodesign
VIVA – Pada dasarnya, tubuh mampu memproduksi antioksidan sendiri dengan gluthatione. Tetapi, beberapa kondisi tertentu ternyata membuat tubuh membutuhkan asupan antioksidan tambahan.
Tingginya radikal bebas yang dapat diserap oleh tubuh seseorang dari lingkungan, makanan dan sinar matahari saat ini semakin meningkat. Sayangnya, gaya hidup masa kini yang cenderung kurang aktif (gaya hidup sedentari) dan konsumsi asupan makanan yang tidak seimbang, membuat kemampuan tubuh dalam menghasilkan antioksidan semakin terganggu dan menurun.
"Gluthathione juga diketahui menurun pada penderita kanker, HIV, diabetes tipe 2, Parkinson dan hepatitis," ujar dr. Lisa Silvani, M.Biomed (AAM), dikutip dari siaran pers yang diterima VIVA, Jumat, 7 Desember 2018.
Sumber antioksidan tambahan bisa berasal dari suplemen maupun makanan alami. Pada beberapa orang yang memang memiliki masalah dengan sistem detoksifikasi dan penyakit kronis, penggunaan suplemen antioksidan sangat dianjurkan.
Suplementasi antioksidan dapat membantu tubuh mengurangi beban radikal bebas dan mempercepat penyembuhan penyakit. Perlu diingat pula, bahwa sebelum memutuskan untuk mengonsumsi suplemen antioksidan, terutama dalam dosis tinggi, sebaiknya Anda berkonsultasi dahulu ke dokter yang tepat dan dapat memberikan arahan yang sesuai.
"Tingginya asupan antioksidan yang melebihi batas kebutuhan tubuh justru dapat merusak tubuh karena antioksidan memiliki kemampuan untuk berubah menjadi radikal bebas," terangnya.
Di samping suplemen, beberapa makanan yang kaya akan antioksidan juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kadar antioksidan dalam tubuh secara alami dan tidak berlebihan. Beberapa makanan sumber antioksidan tinggi antara lain alpukat, bawang putih, asparagus, brokoli, dan buah berry, seperti blackberry, stroberi dan blueberry. (csr)