Kini Ada Perawatan Vagina untuk Kurangi Rasa Sakit saat Bercinta
- Pexels/Adrianna Calvo
VIVA – Rasa sakit saat berhubungan seks, ialah sesuatu yang dialami banyak wanita, terutama setelah melahirkan atau trauma, atau kadang-kadang terjadi begitu saja. Tapi kini ada perawatan terbaru yang mengklaim bisa menghilangkan rasa sakit tersebut.
Dinamakan Shelase, ini merupakan bentuk baru dari perawatan non-bedah untuk atrofi vagina, suatu kondisi yang menyebabkan dinding vagina melemah. Demikian dilansir dari laman The Sun, Kamis, 6 Desember 2018.
Atrofi vagina dapat menyebabkan berbagai masalah seksual seperti kekeringan, ketidaknyamanan, nyeri saat berhubungan seksual dan inkontinensia.
Proses perawatan ini melibatkan memasukkan perangkat berbentuk silinder ke dalam vagina dan menggunakan terapi laser untuk membantu meningkatkan produksi kolagen, yang pada akhirnya akan memperbaiki kesehatan dinding vagina.
Prosedur ini memakan waktu sekitar 15 menit, tetapi wanita harus berkonsultasi terlebih dahulu untuk menentukan berapa banyak laser yang dibutuhkan. Karena banyaknya tergantung pada tingkat keparahan gejala Anda.
Tidak seperti operasi, Anda tidak akan memerlukan waktu untuk pulih, artinya Anda dapat keluar dari klinik dan kembali beraktivitas.
Para ahli yang menciptakan metode perawatan ini mengklaim bahwa prosedur tersebut mampu memperbaiki keseluruhan tampilan vagina. Pada dasarnya mirip dengan perawatan pengencangan vagina non-bedah.
"Menggunakan teknologi campuran untuk perawatan yang cepat, dapat diandalkan dan berkualitas tinggi tanpa downtime," demikian penjelasan pada situs resmi perawatan tersebut.
Pada gilirannya Shelase menyediakan pengobatan yang aman dan efektif untuk semua pasien yang menangani satu atau lebih gejala atrofi vagina. Tak heran jika perawatan ini sering disebut sebagai adalah solusi non-bedah yang dibuat untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri wanita.
Sebagai informasi, atrofi vagina dapat menjadi masalah bagi wanita dari segala usia, terlebih wanita yang sedang mengalami atau telah melalui menopause. Ini karena tubuh memproduksi esterogen lebih sedikit dari biasanya, yang berdampak pada dinding vagina.
Atrofi vagina juga dapat terjadi pada wanita penderita kanker, terutama mereka yang telah menjalani perawatan hormon untuk kanker payudara.
Gejala umum atrofi termasuk keluarnya cairan, rasa terbakar, gatal, kesulitan buang air kecil dan rasa sakit saat berhubungan seksual.