Banyak Orang Indonesia Enggan Olahraga, Ternyata Ini Alasannya

Ilustrasi olahraga.
Sumber :
  • Pixabay/provideos

VIVA – Survei AIA Healthy Living Index 2018 di Indonesia menyatakan sebanyak 96 persen orang Indonesia merasa puas dengan kesehatannya. Persentase ini meningkat 3 persen dibandingkan tahun 2016 dan menempatkan Indonesia di peringkat 11 dari 16 negara Asia Pasifik. Sebelumnya Indonesia menduduki peringkat 14 di tahun 2016 dan peringkat 15 tahun 2013.

Tren Micro-Workouts, Olahraga di Sela-Sela Waktu

Namun, meningkatnya kepuasan masyarakat Indonesia terhadap kesehatan mereka tidak tercermin dalam gaya hidup yang dijalankan. Aktivitas hidup sehat yang dilakukan justru menurun dari 4,0 tahun 2016 menjadi 3,6 tahun 2018 dan merupakan yang terendah di antara negara Asia Pasifik lain.

"37 persen masyarakat mengatakan bahwa banyaknya usaha yang dibutuhkan untuk berolahraga menjadi alasan utama masyarakat berhenti berolahraga. Sementara, sebanyak 32 persen masyarakat Indonesia lebih memilih melakukan hal lain," ujar Head of Brand and Communication, PT AIA FINANCIAL, Kathryn Monika Parapak, ditemui dalam temu media AIA Financial, di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis 6 Desember 2018.

Kolaborasi Juara Dunia dan Eks Atlet Olimpiade, Ortuseight Luncurkan Sepatu Lari Andalan Terbaru

Selain menjaga hidup sehat, medical check-up juga penting dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan dan mendeteksi penyakit sejak dini. Sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan medical check-up masih rendah karena merasa dirinya sehat, sementara beberapa penyakit kritis terkadang tidak memiliki gejala khusus, namun dapat menyebabkan kematian.

Salah satunya adalah penyakit jantung yang juga dikenal dengan silent killer karena tidak menunjukkan gejala awal. Bahkan gejala awal penyakit kanker pun sering diabaikan karena memiliki gejala yang menyerupai penyakit umum.

Perut Buncit Hilang dalam Seminggu? Ini Dia Rahasianya Menurut Binaragawan Ade Rai

"Penyakit kritis dapat berdampak serius jika tidak ditangani sejak dini, tidak hanya terhadap kesehatan tapi juga berdampak pada keuangan. Tingginya biaya untuk pengobatan penyakit kritis menjadi kekhawatiran terbesar masyarakat Indonesia yaitu 87 persen dan penyakit kanker diperkirakan dapat menyebabkan implikasi keuangan serius sebesar 53 persen," jelasnya. (fin)

Ketua Umum PBPI, Galih Dimuntur Kartasasmita (kiri)

Gelar Rakernas, PBPI Fokus Pembinaan Usia Muda Hingga Adakan Kejuaraan Padel Internasional

Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Kantor KONI, Senayan, Jakarta pada Senin 25 November 2024. 

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024