Biaya Besar, Begini Cara Mencegah Thalasemia
VIVA – Menurut data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) hingga Oktober 2016, terdapat 9.131 pasien thalasemia yang terdaftar di seluruh Indonesia. Bahkan, jika tidak dilakukan pencegahan, angka ini diprediksi akan meningkat hingga 25 ribu pasien pada 2020 mendatang.
Hal ini tentunya akan menjadi beban pembiayaan tersendiri bagi negara. Berdasarkan laporan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, pembiayaan thalasemia sejak tahun 2014-2017 telah mencapai Rp1,8 triliun.
Oleh sebab itu, menurut Kepala Divisi Hematologi Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, Dr dr Pustika Amalia Wahidiyat, SpA(K), sangat penting melakukan screening untuk menekan angka kejadian.
"Deteksi dini sangat penting untuk mengetahui status seseorang apakah dia pembawa sifat atau tidak, dilakukan sebelum memiliki keturunan karena pembawa sifat thalasemia sama sekali tidak bergejala dan dapat beraktivitas selayaknya orang sehat," ujarnya saat ditemui di sela pertemuan Southeast Asian Thalassemia Forum 2018, di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu, 28 November 2018.
Untuk pencegahan, Amalia menjelaskan bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan pencegahan perkawinan antara pembawa sifat thalasemia. Adapun pembawa sifat thalasemia dapat di-screening dengan pemeriksaan darah.
"Harusnya screening paling bagus, itu premarital atau sebelum menikah. Tapi di kita kan sifatnya masih voluntery jadi masih sukarela, makanya masih agak susah untuk menekannya," kata Staf Ahli Kemenkes, Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp. U (K).
Hingga saat, Akmal menyatakan, belum ada program khusus dari pemerintah yang mewajibkan masyarakat melakukan screening terkait dengan thalasemia. Oleh karena itu, penting meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk mau melakukan screening.
Seperti diketahui, thalasemia merupakan penyakit kelainan darah merah yang diturunkan dari orangtua kepada anak dan keturunannya. Penyakit ini menyebabkan eritrosit mudah pecah dan menyebabkan pasien menjadi pucat karena kekurangan darah (anemia). Penyandang thalasemia memerlukan transfusi darah dan pengobatan terus-menerus sepanjang hidupnya.