Langkah Awal Cegah Diabetes Anak, Dimulai dari Rumah
- Pixabay/vikvarga
VIVA – Berdasarkan data Riskesdas 2018 dari hasil pemeriksaan gula darah, pengidap diabetes melitus naik dari 6.9 persen menjadi 8.5 persen. Menurut International Diabetes Federation (IDF) diabetes dapat menjadi beban global jika tidak bersegera mengurangi tingkat prevalensi diabetes.
IDF menemukan bahwa sekitar 425 juta orang di dunia mengidap diabetes. Dari jumlah tersebut diperkirakan anak dan remaja di bawah usia 20 adalah pengidap diabetes tipe 1 yang mana jumlahnya telah meningkat menjadi lebih dari satu juta.
Health Claim Senior Manager Sequis dr.Yosef Fransiscus mengatakan bahwa diabetes tergolong penyakit yang berpotensi memakan biaya besar untuk perawatan medis dan DM tipe 1 harus terus menerus dikontrol dengan insulin. Untuk itu, orang tua perlu memperhatikan perubahan pada fisik dan kebiasaan anak serta jika terjadi penurunan produktivitas.
"Seharusnya anak jangan dilatih banyak makan nasi tetapi lebih banyak makan protein seperti ayam, ikan, tahu, tempe serta sayur dan buah yang tidak manis. Selain itu hindari kebiasaan makan makanan siap saji, kurangi asupan gula dan camilan tinggi gula seperti donat, es krim, dan bantu anak agar tidak
stres," ujarnya, dikutip dari siaran pers yang diterima VIVA, Jumat 16 November 2018.
Dokter Yosef menyarankan agar orang tua mencari banyak referensi tentang penyakit DM dan menerapkan gaya hidup sehat fisik di dalam lingkungan keluarga. Sebab, menekan angka diabetes dapat dimulai dari
rumah.
"Salah satunya dengan memberikan kesempatan serta mendorong anak dan remaja agar banyak melakukan aktivitas fisik karena sangat baik untuk membantu metabolisme tubuh,” ujarnya.
Ia menambahkan, ketika seseorang telah terdiagnosis terkena DM maka harus mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat. Hal ini karena diabetes tidak bisa disembuhkan sehingga pasien harus mengontrol penyakitnya atau sebaliknya akan menyebabkan komplikasi atau gangguan pada organ lain dalam tubuh.
"Biasanya penderita DM disarankan untuk diet gula dan kalori serta olahraga. Jika pasien mematuhi dietnya dan olahraga yang cukup biasanya penderita dapat hidup panjang tanpa mengalami masalah kesehatan," imbuhnya.
Ini merupakan suatu urgensi karena jika kita tidak segera menanggulanginya, diperkirakan jumlah penderita diabetes akan meningkat menjadi 629 juta pada 2045. Pada saat yang sama jumlah orang dengan gangguan toleransi glukosa berisiko tinggi menjadi diabetes juga jumlahnya cukup tinggi yaitu lebih dari 325 juta.