Cerita Artis Cantik Rachel Amanda Jadi Survivor Kanker
- VIVA/Maria Margaretha Delviera
VIVA – Siapa menyangka jika pemain sinetron Rachel Amanda sempat didiagnosis kanker. Beruntung, kanker Amanda bisa terdeteksi dini dan disembuhkan.
Namun, akibat operasi pengangkatan tiroid yang dijalaninya tahun 2014, Amanda harus minum obat seumur hidup.
"Seharusnya yang dioperasi sebelah kanan saja. Tapi, dokter ambil kebijakan untuk ambil dua-duanya. Dengan begitu artinya harus konsumsi seumur hidup sebagai ganti kerja organ itu," ujar Amanda saat ditemui di sebuah acara di kawasan Kuningan, Jakarta, belum lama ini.
Awalnya, Amanda tidak mengetahui jika ada kanker bersarang di tubuhnya. Saat itu, pemain sinetron Namaku Mentari ini mengalami gangguan hipertiroid yang membuatnya mengalami gejala kelelahan yang luar biasa.
"Kelenjar tiroid ini bekerjanya berlebihan sehingga metabolisme cepat, jadi aku diam saja sudah seperti habis lari," cerita Amanda.
Detak jantungnya memang menjadi lebih cepat sehingga mudah lelah. Selain itu, ia juga sempat mengalami tremor.
Dari hasil konsultasi dengan dokter, Amanda diberi obat untuk menormalkan hipertiroidnya. Namun, ketika semua sudah stabil, lehernya menjadi semakin membengkak.
Setelah diperiksa, ternyata ada tumor di tiroid Amanda. Atas alasan kesehatan dan estetika, ia pun memutuskan untuk operasi.
Usia operasi, dokter melakukan biopsi pasca tumor di tiroid Amanda. Tapi, karena hasil laboratorium memakan waktu sangat lama, sementara Amanda terus menunggu terbaring di meja operasi, dokter memutuskan mengangkat kedua sisi tiroidnya.
Seelah dilakukan pemeriksaan lebih detail, ternyata dokter juatru menemukan anak sel kanker di tiroid sebelah kirinya.
"Kankernya masih stage rendah, jadi pengobatannya tidak sampai kemo, ada radiasi yang sebenarnya sama dengan minum obat, tapi harus ditempatkan di ruangan tertentu karena mengandung radiasi," kata Amanda.
Meski kanker sudah terangkat dari tubuhnya, tapi kondisi Amanda masih dalam tahap pemantauan. Setiap beberapa bulan sekali ia juga masih rutin periksa darah untuk memantau apakah angka tiroidnya masih dalam kadar yang aman.
