Jangan Sepelekan Diare Anak, Bisa Picu Gagal Ginjal

Ilustrasi tangan ibu dan anak .
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan angka diare pada anak sebesar 12,3 persen. Meski mengalami penurunan dibanding Riskesdas 2013, diare merupakan salah satu penyakit menular yang rentan mengintai anak.

Hati-hati, Spons Cuci Piring Bisa Sebabkan Gagal Ginjal

Bahaya diare pada anak tak hanya pada bagian saluran cerna saja. Sebab, diare yang tak teratasi bisa memicu penyakit gagal ginjal.

"Diare berkepanjangan bisa sebabkan dehidrasi. Sehingga, aliran darah ke ginjal bisa menurun," ujar UKK Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayat SpA(K), dalam temu media di Gedung Kemenkes RI, Selasa 13 November 2018.

Alat Dialyzer Diproduksi Lokal, Pasien Gagal Ginjal Tak Perlu Jauh-jauh Cuci Darah

Berkurangnya aliran darah ke ginjal, lanjut Eka, bisa menyebabkan kerja ginjal terganggu. Ia menegaskan agar orangtua segera menangani diare pada anak sebelum terjadi gangguan pada ginjal.

"Pencegahan awal dari gagal ginjal yaitu mencegah diare terjadi. Kalau pun sudah diare, jangan sampai anak dehidrasi. Harus cukupi kebutuhan air karena saat diare kan cairan di tubuhnya keluar terus menerus," terang dia.

Dialami Keponakan Ayu Ting Ting, Wajarkah Buang Air dan Muntah Pasca Imunisasi?

Gangguan pada ginjal bisa berbahaya untuk karena berdampak ada beragam penyakit lainnya seperti anemia hingga kematian. Untuk itu, dokter Eka merekomendasikan agar deteksi dini terhadap anak yang memiliki riwayat gangguan ginjal akut melalui skrining.

"Pemeriksaan atau deteksi dini bisa dilakukan pada anak dengan risiko tinggi salah satunya yang pernah alami gangguan ginjal akut akibat dehidrasi yang dipicu diare. Selain itu, berat bayi lahir rendah juga disarankan untuk menjalani pemeriksaan ginjal sebagai langkah deteksi dini."

Ilustrasi gambar anak yang sedang mengkonsumsi makanan cepat saji

Kasus Diabetes Anak Melonjak, Dokter Ungkap Jajanan Ini Bisa Jadi Sebab Obesitas Hingga Gagal Ginjal

Dokter spesialis anak, dr. William Cheng, Sp.A, mengatakan jajanan yang juga dikategorikan sebagai ultra processed food harus dikontrol agar tak dikonsumsi berlebihan.

img_title
VIVA.co.id
22 Oktober 2024