Ketahui 6 Risiko Berobat di Luar Negeri

Ilustrasi rumah sakit.
Sumber :
  • Pixabay/1662222

VIVA – Pengobatan di luar negeri disebut-sebut memiliki fasilitas dan perawatan yang lebih baik dibanding di dalam negeri. Terlebih, teknologi yang memadai dan tenaga medis profesional membuat pasien tergiur untuk memilih pengobatan di luar negeri

Kendati demikian, ada beberapa risiko atau kekurangan yang perlu diketahui calon pasien jika ingin berobat atau melakukan perawatan medis ke luar negeri. Berikut enam risiko berobat ke luar negeri berdasarkan siaran pers Go-Care yang diterima VIVA, Selasa, 13 November 2018.

1. Ada biaya tambahan pengobatan

Berobat ke luar negeri tidak hanya mengeluarkan biaya pengobatan, akomodasi, transportasi dan biaya hidup selama di negara tujuan. Ada biaya tak terduga yang mungkin perlu Anda keluarkan selama menjalani pengobatan.

Beberapa situasi dan kondisi yang membuat pasien perlu membayar biaya pengobatan ekstra, seperti biaya komplikasi pasca operasi, kamar rawat inap di rumah sakit, biaya obat-obatan dan tindakan pengobatan tambahan.

2. Perjalanan jarak jauh

Yang namanya berobat ke luar negeri memang mengharuskan pasien untuk terbang dari negara asalnya menuju negara tujuan. Waktu penerbangan yang ditempuh tentu tergantung dari negara tujuan pilihan pasien, di mana hal tersebut bisa memakan waktu 3-9 jam lamanya.

Hal ini tentu berisiko apabila pasien telah berusia lanjut atau pasien menderita penyakit yang cukup parah.

Heboh Cuitan Kiky Saputri Soal Dokter Indonesia dan Singapura, IDI: Dokter Indonesia Lebih Baik

3. Kondisi kesehatan pasca pengobatan

Salah satu hal yang patut dipertimbangkan saat berobat ke luar negeri adalah kondisi pasca tindakan pengobatan. Pasien perlu berkonsultasi kepada dokter mengenai waktu pemulihan dan istirahat sebelum kembali pulang ke negara asal.

Edy Rahmayadi: Orang Sumut Latah, Sakit Bisul Berobat ke Penang

Melakukan penerbangan terlalu cepat pasca pengobatan juga dapat membahayakan kondisi kesehatan Anda, misalnya pembekuan darah, nyeri otot, kram, dan lainnya. Namun, rata-rata dokter menyarankan minimal satu minggu waktu pemulihan sebelum melanjutkan penerbangan.

4. Reputasi rumah sakit dan staf medis

Ruben Onsu Ungkap Alasan Trauma Jalani Pengobatan di Singapura

Saat memutuskan untuk melakukan perawatan medis di luar negeri, pastikan untuk memilih rumah sakit dan tenaga medis dengan reputasi yang baik. Kesalahan dalam memilih rumah sakit dan tenaga medis yang kurang tepat akan berakibat pada kondisi kesehatan Anda.

5. Bahasa yang digunakan saat komunikasi

Sebagian besar negara tujuan wisata medis sudah menjamin para dokter dan staf medisnya mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Namun, bukan berarti masalah komunikasi tidak dapat terjadi, apalagi di negara yang tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari.

6. Lingkungan yang terkesan asing

Tinggal di negara orang walaupun hanya sementara memang akan terasa asing. Hal ini yang kerap membuat pasien merasa bingung dan khawatir. Belum lagi dengan pola perilaku, bahasa yang tidak dipahami, lingkungan, hingga jenis makanan dan minuman yang berbeda. Bukan tidak mungkin itu semua akan membuat Anda merasa tidak nyaman.

Inilah yang kerap membuat pasien menjadi stres dan memberikan dampak terhadap hasil pengobatan yang tengah dijalani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya