Hati-hati, Makanan Dipanaskan Berulang Bisa Picu Kanker

Ilustrasi memasak dan memanaskan makanan.
Sumber :
  • Pexels/Martin Lopez

VIVA – Ada satu kebiasaan di masyarakat yang sering memanaskan kembali makanan. Bisa karena terlalu sayang makanan tidak habis dimakan atau demi mendapatkan rasa yang lebih nikmat ketika disantap.

Terpopuler: 10 Buah Bantu Turunkan Berat Badan hingga Cegah Kanker dengan Pijat Payudara, Bagaimana Caranya?

Menurut ahli gizi dr. Samuel Oetoro, SpGK, pada prinsipnya makanan apa pun yang dipanaskan akan berkurang zat gizinya.

"Jangankan dipanaskan, dipotong-potong kecil saja sudah ada zat gizi yang terbuang," ujar Samuel dalam program Ayo Hidup Sehat di tvOne, Rabu, 7 November 2018.

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Lebih lanjut, Samuel memaparkan apa saja mitos dan fakta di balik makanan yang dihangatkan atau dipanaskan seperti berikut.

Sayuran hijau tidak boleh dipanaskan

Labu Siam dapat Mencegah Penyakit Kanker? Ini Dia Makanan Sehat yang Bisa Jadi Pertahanan Tubuh!

Fakta. Samuel mengatakan, sebenarnya efeknya akan muncul dalam jangka panjang. Sayuran hijau mengandung zat nitrat yang bila dipanaskan akan berubah menjadi nitrit. Nitrit merupakan zat yang bersifat karsinogenik yang bisa memicu kanker di kemudian hari. Semakin dipanaskan, maka zat nitrit akan semakin tinggi dan itu bisa berbahaya.

Ilustrasi merebus sayuran.

Umbi-umbian aman dipanaskan

Mitos. Faktanya, kebiasaan yang sering dilakukan ini akan menimbulkan masalah di kemudian hari, seperti timbulnya kanker. Kentang juga mengandung nitrat yang bila dipanaskan akan menjadi nitrit. Ditambah lagi kandungan vitamin dan mineralnya juga akan terbuang.

Makanan yang disimpan di suhu ruang bisa beracun

Mitos. Makanan yang disimpan di suhu ruang bukan menjadi beracun tapi terkontaminasi oleh bakteri. Karena, di suhu ruang makanan mudah terkontaminasi, jika ingin menghindarinya simpanlah makanan di lemari es.

Menghangatkan makanan sampai mendidih akan bebas bakteri

Fakta. Namun, ini berlaku pada makanan yang banyak airnya seperti sup. Meski begitu, Samuel mengingatkan, sup yang dipanaskan sampai mendidih akan membuat zat gizi makanan di dalamnya akan terbuang. "Makanan yang bolak-balik dipanaskan membuat kita akhirnya hanya makan sampah saja," kata Samuel.

Ilustrasi peralatan masak

Mengonsumsi makanan yang dihangatkan sebabkan gangguan pencernaan

Mitos. Makanan yang dipanaskan tidak akan membuat sakit seketika setelah makan. Efek buruk makan makanan yang berulang kali dipanaskan akan timbul jika dilakukan terus menerus dalam jangka panjang.

Makanan boleh dipanaskan hanya satu kali

Mitos. Dalam aspek ilmu gizi makanan yang dipanaskan bisa menjadi buruk. Boleh saja mengonsumsi makanan yang dipanaskan karena akan menambah kenikmatan ketika disantap, tapi perlu diingat bahwa apa yang dikonsumsi itu zat gizi sudah hilang dan berpotensi mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh.

Samuel menambahkan, makanan yang terus menerus dipanaskan seperti yang banyak ditemukan di pesta-pesta, memiliki efek negatif. Zat gizi dalam makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral akan terbuang ketika dipanaskan. Terutama pada vitamin dan mineral yang mudah sekali hilang. Selain itu, panas juga membuat protein berubah sehingga ketika tubuh ingin menggunakan protein itu efeknya sudah berkurang.

Menghangatkan makanan dengan microwave picu kanker

Mitos. Kenyataannya, sampai saat ini penelitian belum membuktikan bahwa makanan yang dipanaskan di microwave bisa menimbulkan kanker.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya