Disiplinkan Anak dengan Memukul Bisa Picu Trauma Jangka Panjang

Ilustrasi anak.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Ketika anak berbuat salah, tidak sedikit orangtua yang kerap memukul anak mereka dengan dalih sebagai bentuk disiplin.

Dipaksa Sujud dan Menggonggong, Begini Kondisi Memilukan Siswa di Surabaya!

Padahal bentuk perilaku kekerasan pada anak seperti hukuman fisik ternyata memiliki potensi berbahaya  untuk jangka panjang, seperti dilansir laman Nypost.

American Academy of Pediatrics merilis sebuah peraturan yang menyebut bahwa memukul anak dapat menimbulkan agresi, perubahan otak, penyalahgunaan zat terlarang hingga memicu perilaku bunuh diri saat dewasa.

Kemensos Akan Perkuat Kemitraan Penanganan Kasus Kekerasan pada Anak

Mirisnya masih banyak orangtua yang percaya bahwa dengan memukul anak akan memberikan efek jera dan berdampak pada perbaikan perilaku jangka pendek.

Anak kecil menangis.

Polisi Berikan Trauma Healing kepada Keluarga Korban Pembunuhan di Padang Pariaman

Nyatanya, penelitian menyebut bahwa memukul tidak lebih efektif daripada hukuman non-fisik, termasuk menetapkan batas tegas dan menetapkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Dalam penelitian itu juga disarankan untuk meletakkan mainan favorit atau mengurangi waktu bermain gadget sebagai hukuman yang lebih bijak.

"Meskipun anak-anak yang mendapat kekerasan tumbuh sebagai orang dewasa yang bahagia dan sehat, namun secara tidak sadar, akan terbawa pada perilakunya," kata para peneliti. 

Lebih lanjut disebutkan bahwa hukuman fisik di masa kanak-kanak akan membuat mindset negatif saat sang anak dewasa. Tak hanya itu tindakan kekerasan anak juga akan meningkatkan hormon stres.

Pemberian Trauma Healing untuk anak-anak korban erupsi Lewotobi Laki-Laki.

Polri Lakukan Kegiatan Pemulihan Trauma ke Anak-anak Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengurangi stres dan memberikan dukungan psikologis kepada anak-anak yang terdampak bencana alam.

img_title
VIVA.co.id
18 November 2024