Apakah Kecanduan Seks Itu Benar-benar Ada?
- bbc
"Saya akan melihat penampilan mereka lewat kaos yang mereka kenakan apakah mereka memiliki perut ," katanya. "Ukuran penis rata-rata di Inggris tidak cukup bagi saya, tapi itu bukan cara yang baik untuk memilih pasangan hidup."
- Karen Charmaine Chanakira
Klinik pecandu seks
Hubungannya dengan beberapa pria mengalami kegagalan, ia takut semua ini dikarenakan dirinya merasa harus menonton film-film yang menampilkan kekerasan terhadap perempuan untuk memperoleh sensasi yang "tinggi".
"Saya bertanya pada diri saya sendiri, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah saya harus terus menonton film porno untuk memuaskan rasa kecanduan saya?" katanya.
Neila akhirnya meninggalkan kota itu dan dididik menjadi seorang konselor. Sekarang di usianya yang menginjak 40-an, ia merawat para pasien khusus yang yakin bahwa mereka adalah pecandu seks. Ia megikuti pelatihan di Laurel Center di pusat kota London, salah satu dari sedikit klinik di Inggris yang menyediakan tenaga spesialis untuk menangani para pecandu seks.
Untuk berkonsultasi di klinik ini Anda harus membayar, terkadang Anda harus mengeluarkan dana jutaan rupiah. Karena program layanan kesehatan NHS tidak mengakui kecanduan seks sebagai sebuah penyakit. Namun diperkirakan ada sekitar ratusan bahkan ribuan orang di Inggris berkonsultasi tentang kecanduan seks ini setiap tahun, kebanyakan dari mereka adalah pria.
Apakah kecanduan seks itu memang ada?
Mengapa sebagian besar pria yang mendatangi klinik-klinik tersebut? Alasannya mungkin para perempuan lebih malu dan merasa lebih sulit untuk mengakui masalah tersebut.
Tetapi apa pun penjelasannya, Paul misalnya adalah salah satu dari kalangan yang memilih berkonsultasi - karena ia laki-laki, dan juga karena ia lebih bergairah bila berhubungan seks ketimbang menonton film porno.
Paul berusia 50-an, berperawakan tinggi dan berpakaian rapi dengan kemeja putih dan jaket putih.