Dibutuhkan Donatur untuk Operasi Katarak di Seluruh Indonesia
- Rintan/VIVA.co.id
VIVA – World Sight Day 2018 atau Hari Penglihatan Dunia 2018 dengan tema Eyecare Everywhere dirayakan hari ini, 4 November 2018 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan Komite Mata Nasional (Komatnas) dan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami). Acara digelar di halaman Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Dalam peringatan Hari Penglihatan Dunia 2018, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek Sp.M(K) masih menyoroti angka penderita katarak yang masih cukup besar jelang Vision 2020, inisiatif global untuk mengeliminasi kebutaan yang bisa dicegah.
"Sebelum di Kementerian Kesehatan saya melihat katarak paling banyak di dunia, dan ada (target) Vision 2020, kita belum bisa menyelesaikan masalah katarak," kata Nila dalam jumpa pers, Minggu 4 November 2018.
Nila lebih lanjut menjelaskan bahwa melalui 200 surgery rate pada penderita katarak masih jauh dari apa yang ditetapkan World Health Organization (WHO). Sebagai informasi, WHO menetapkan 350 surgery rate bagi sekitar 250 juta penduduk, padahal dengan jumlah penduduk Indonesia yang cukup banyak, angka tersebut bisa mencapai dua kali lipat surgery rate.
"Kalau enggak ditolong (sekarang), sisanya tambah banyak, tambah banyak lagi," kata Nila.
Dan untuk mencapai angka tersebut, diperlukan dukungan semua pihak, termasuk swasta, atau bahkan individu.
"Dari yayasan bergerak juga dari CSR. Bukan hanya perusahaan, pribadi pun boleh. Kita berupaya mencari CSR karena katarak menghabiskan 2,6 triliun per tahun kata BPJS, tapi kalau ini dibatasi bagaimana. (Untuk itu) kita mendorong bakti sosial dan CSR. Kita memerlukan hubungan dengan masyarakat, CSR, sama-sama membantu melihat lagi," jelas Nila.
Hal tersebut juga didukung pernyataan dari Andy F.Noya. Untuk mengejar Vision 2020, tidak bisa hanya dilakukan pemerintah, tapi juga harus di dukung semua pihak.
"Kerja sama dengan teman di lembaga NGO lain dan perusahaan-perusahaan donatur. Karena kalau mengandalkan pemerintah sendiri akan berat. Rapor kita waktu itu merah tua sehingga harus upaya bersama. Agar komitmen Kemenkes untuk terjadi akselerasi operasi katarak di seluruh Indonesia. Maka yang kami lihat di lapangan, operasi semakin hari semakin giat dan banyak," ujar presenter tersebut.