Kanker Langka Sarkoma, Gejalanya Mirip Penyakit Ringan

Ilustrasi Pasien Kanker
Sumber :
  • Pixabay/Unsplash

VIVA – Masyarakat awam banyak yang sadar beberapa gejala umum sebagai tanda-tanda penyakit ringan. Kerap merasa nyeri di bagian persendian diasumsikan sebagai rematik, perut kembung selalu dihubungkan dengan asam lambung.

Sesuai Arahan Megawati, PDIP Dorong Riset dan Aplikasi Tanaman Herbal untuk Pengobatan Kanker

Tapi tahukah Anda, gejala-gejala tersebut bisa menjadi salah satu tanda hadirnya penyakit serius, seperti sarkoma.

Sarkoma merupakan jenis kanker yang berkembang di jaringan ikat seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan dan pembuluh darah. Kanker jenis ini bisa muncul di bagian tubuh manapun.

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

Gejala kanker sarkoma memang tak tampak berbahaya dan sulit dibedakan dengan penyakit ringan lainnya. Maka dari itu jarang masyarakat memeriksakan gejala tersebut kepada dokter ahli.

Dr Richard Quek selaku Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Center (PCC) memaparkan bahwa kanker sarkoma ini langka, hanya 1 persen kasus kanker dewasa tersebut.

Penting! Ini Cara Sederhana Deteksi Dini Kanker Payudara

Namun, ada beberapa data terbaru yang mengindikasikan sarkoma lebih umum daripada yang diyakini sebelumnya. Antara lain, studi di Inggris memperlihatkan lompatan secara signifikan jumlah orang yang didiagnosis terkena penyakit sarkoma setiap tahunnya, dari 3.800 menjadi 5.300 saat ini.

"Ini sangat memprihatinkan karena pemahaman soal kanker sarkoma begitu kompleks dan kurang lengkap, khususnya di Asia, maka itu kita harus menyebar luaskan pengetahuan soal sarkoma," kata Dr Richard yang ditemui di Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, Rabu, 31 Oktober 2018.

Studi di Amerika Serikat memprediksi lebih dari 13 ribu orang di Amerika akan terdiagnosis terjangkit kanker sarkoma jaringan lunak di 2018 yang mengakibatkan 5 ribu kematian.

Sebuah studi dari Belgia, misalnya mengungkap bahwa 47 persen penderita sarkoma jaringan lunak membiarkan gejalanya selama empat bulan sebelum akhirnya mendatangi pihak medis.

Selain itu, tak jarang para pasien penderita sarkoma memdatangi dokter umum, yang kemungkinan besar hanya menangani kasus sarkoma satu atau dua sarkoma dalam karir mereka (bukan dokter spesialis).

Maka tak heran jika penelitian di Inggris menunjukkan bahwa kurangnya kecurigaan klinis pada gejala awal sarkoma, 20 persen dokter umum terlambat mendeteksi dan lebih dari tiga bulan baru merujuk pasien untuk berpindah ke dokter spesialis kanker.

"Sudah saatnya kita menanggapi sakorma dengan lebih serius dan ini bisa mulai dengan edukasi," kata Richard.

Saat disinggung perihal awal gejala sarkoma, Dr Richard mengatakan bahwa tidak semua orang memiliki gejala yang sama.

"Jika sarkoma menyebar di area kaki dan jaringan lunak, pasien akan mengalami benjolan, tapi tidak terasa sakit," katanya.

"Dan berbeda jika sarkoma mengenai tulang, Anda akan menderita nyeri tulang yang hebat. Terlebih terasa ngilu saat tubuh tidak bergerak atau tidur. Gejala lainnya itu disertai batuk, sesak, kulit ruam yang sulit hilang, biasanya Anda akan merasakan nyeri perut, kembung dan terus merasa kenyang," terangnya.

Jika Anda merasakan beberapa gejala di atas secara rutin, baiknya Anda segera melakukan pengecekan dan pemeriksaan secara intensif agar cepat terdeteksi.

"Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menyadari kondisi tubuh Anda sendiri. Lalu selanjutnya, datang ke dokter umum untuk memeriksakan kondisi, apakah perlu dibawa ke dokter spesialis untuk menjalani beberapa tes, seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI), A Computerized Tomography (CT) Scan agar mengetahui hasilnya secara lengkap dan tidak terlambat," kata Richard.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya