Bayi Minum Susu Formula Pakai Dot Tingkatkan Risiko Obesitas

Ilustrasi bayi minum dari botol susu.
Sumber :
  • Pixabay/Ben_krckx

VIVA – Pemakaian dot sebagai media pemberian susu formula pada anak, sudah menjadi hal yang sering dilakukan. Namun, tanpa disadari, hal tersebut berpengaruh buruk pada si kecil.

10 Bayi Tewas Terpanggang dalam Kebakaran Rumah Sakit di India Utara

Pemberian susu formula dengan menggunakan dot bisa memicu tubuh anak berkembang berlebihan, bahkan bisa obesitas. Hal ini disebabkan pemakaian dot keseringan, sehingga pemberian susu menjadi terlalu berlebihan.

"Pemakaian dot sebagai media pemberi susu ke anak bisa memicu overfeeding. Apalagi anak sedang di fase oral, lalu sudah terlalu nyaman dengan botol dotnya," ujar Konselor Laktasi, dr. Ameetha Drupadi, CIMI di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu 24 Oktober 2018.

First Time Mom Pasti Relate, Influencer Ini Share Pengalaman Bedain MPASI Anak Pertama dan Kedua

Di fase oral ini, sudah seharusnya anak memiliki bonding yang kuat dengan sang ibu di momen menyusui. Hanya saja, terkadang ibu tak memperhatikan hal tersebut dan membuat anak terlalu nyaman dengan pemakaian dot.

Ilustrasi ibu dan bayi.

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

"Botol dot itu salurannya lancar terus, jadi susunya juga keluar terus. Anak menjadi nyaman karena hal itu. Padahal, ini bisa dicegah dengan adanya bonding dengan ibu," kata dia.

Perlu dipahami juga oleh para ibu bahwa susu formula memiliki tambahan nutrisi yang berbeda dengan ASI. Sehingga, pemberian susu formula disertai penggunaan dot membuat gizi yang masuk berlebihan.

"Susu formula berbeda dengan ASI. Susu formula memiliki gula tambahan dan ada pemakaian bahan kimia lain. Apalagi dikasihnya dengan dot, gizi yang masuk terlalu berlebihan dan membuat anak jadi gemuk," ujarnya.

Ilustrasi bayi

Miris Lebih 200 Anak di Lebanon Tewas Akibat Serangan Brutal Israel

Konflik berkepanjangan di Timur Tengah kembali memakan korban jiwa yang mengejutkan. Hal itu diakibatkan adanya konflik Israel dengan Hizbullah di Lebanon.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024