Obat Herbal Kini Banyak Dilirik Luar Negeri
- Viva.co.id/Bimo Aria
VIVA – Jika sebelumnya obat herbal sering dipandang sebelah mata dan jarang dilirik, kini berbagai negara justru tertarik untuk menggunakan bahkan mengembangkan obat herbal.
Hal ini seperti diungkapkan oleh Direktur Marketing & Sales Dexa Medica Andrew Sulistya, menurutnya potensi herbal sudah 'melancong' ke berbagai negara.
"Jadi tidak hanya di Indonesia tapi di negara yang tadi saya sebutkan misal dari Afrika, di Ghana, orang sana sangat antusias bahwa ada obat herbal," kata Andrew ditemui VIVA di Trade Expo Indonesia 2018, di Indonesia Convention Center, Bumi Serpong Damai, Tanggerang Selatan, Rabu 24 Oktober 2018.
Menurutnya, salah satu yang membuat banyak orang Afrika tertarik akan obat herbal, karena obat herbal yang dibawa pihaknya telah memiliki studi klinis sebagai obat, bukan hanya sekadar jamu. Berbeda dengan anggapan luas yang menganggap obat herbal kebanyakan berasal dari India.
"Kita ini dari bahan alami, dari petani kita ada proses, bukan hanya ekstrak tapi fraksinasi. Jadi kita benar-benar dapat molekul yang misalnya mampu menyembuhkan untuk batuk dan flu, itu yang kami sebut bioactive fraction," kata Andrew.
Ia menyebut bahwa arah pengobatan dan farmasi ke depan salah satunya mengarah pada pengembangan obat herbal. Bahkan bukan hanya sebagai obat jadi, obat herbal kini juga menjadi obat yang bisa diresepkan.
"Kalau saya lihat trennya akan lebih lebih maju. Dahulu mungkin sampai jamu puas, sekarang produk jamu sendiri akan naik kelas obat herbal berstandar farmakope (panduan standar mutu obat di Indonesia)," kata dia.
Sebagai informasi, Andrew juga menyebut bahwa Dexa sendiri telah melakukan ekspor ke berbagai benua seperti di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Bahkan pada beberapa baru Kementerian Perdagangan RI juga memberikan penghargaan Primaniyarta kepada Dexa Medica untuk Kategori Penbangunan Merek Global. (tp)