Penderita Diabetes Derita Hipoglikemia Bisa Koma Hingga Mati Mendadak
- Pixabay/TesaPhotography
VIVA – Pengobatan diabetes tujuannya bukanlah untuk menurunkan kadar gula darah hingga serendah mungkin. Tapi, bagaimana gula darah terkendali sehingga tidak terkena komplikasi dari atas tubuh hingga ke bawah.
Ahli endokrin dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD KEMD, PhD mengatakan, kadar gula yang rendah pada pasien diabetes bukanlah pencapaian yang baik. Bahkan gula yang rendah akan menyebabkan hipoglikemia.
"Hipoglikemia ini adalah kondisi yang berbahaya, terutama karena kejadian hipoglikemia tidak disadari oleh pasien diabetes, sehingga mereka tidak melaporkan kejadian ini pada dokter. Padahal hipoglikemia kronis dapat menyebabkan koma hingga kematian," ujar Dante saat media briefing di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM, Jakarta, Rabu 24 Oktober 2018.
Dante melanjutkan, gejala hipoglikemi di antaranya adalah seperti orang kelaparan, gemetaran, jantung berdetak cepat, keringat dingin, pandangan mata kabur, lemas, sakit kepala, dan mudah marah.
Pada pasien diabetes, target kadar gula darah yang dicapai adalah antara 100-180mg/dl. Jika di bawah angka tersebut maka berisiko tinggi denyut jantung berubah.
Perubahan irama denyut jantung atau dikenal dengan nama aritmia inilah yang seringkali menyebabkan kematian mendadak.
"Irama jantung yang berubah akan menyebabkan pompa jantung tidak optimal. Selain itu, hipoglikemia juga terjadi proses peradangan pembuluh darah," lanjut Dante.
Jika kondisi ini terus berulang-ulang, maka risikonya adalah pasien akan meninggal. Hipoglikemia bisa dialami oleh penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Dari studi IO HAT, 83 persen penderita diabetes tipe 1 mengalami kejadian hipoglikemia setidaknya sekali sebulan. Begitu pula 47 persen dari penderita diabetes tipe 2 mengalami kejadian hipoglikemia setidaknya sekali sebulan.