Tambahkan Minyak Kelapa saat Masak Mampu Kurangi 50% Kalori Nasi
- Pixabay/Pexel
VIVA – Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, nasi adalah makanan pokok paling utama. Padahal bukan rahasia umum bahwa nasi memiliki kadar kalori yang cukup tinggi jika dikonsumsi sehari-hari. Seperti diketahui, semangkuk beras putih mengandung sekitar 240 kalori.
Mengatasi hal itu kini para ilmuwan sedang mengembangkan cara untuk memangkas kadar kalori hingga setengahnya (50 persen).
Dilansir laman Metro, sebuah penelitian yang dipresentasikan pada tahun 2015 di Pertemuan Nasional ke-249 & Pameran American Chemical Society (ACS) menyebutkan bahwa, menambahkan satu sendok teh minyak kelapa saat menanak nasi, kemudian mendinginkannya selama 12 jam setelah memasak, mampu memangkas kalori dari nasi yang dihasilkan.
Dalam penelitian itu diungkapkan bahwa minyak kelapa mampu mengubah pati yang dapat dicerna menjadi pati resisten. Karena itu dapat menurunkan jumlah kalori nasi.
Tidak seperti jenis pati yang mudah dicerna, pati resisten tidak terurai di usus kecil, di mana karbohidrat biasanya dimetabolisme menjadi glukosa dan gula sederhana lainnya dan diserap ke dalam aliran darah.
Penelitian tesebut menguji 38 jenis beras di Sri Lanka. Dengan menambahkan minyak kelapa ke dalam air beras sebelum memasaknya akan menghasilkan nasi dengan pati resisten yang 10 kali lebih baik dibandingkan dengan beras biasa .
"Karena obesitas adalah masalah kesehatan yang serius, terutama di banyak negara berkembang. Kami ingin mencari solusi berbasis makanan," ujar Sudhair A. James, salah satu peneliti beras dari Sekolah Tinggi Ilmu Kimia, Kolombo, Barat, Sri Lanka.
Ia menemukan bahwa peningkatan konsentrasi beras pati resisten (RS) adalah cara baru untuk mengatasi masalah. Setelah tubuh mengubah karbohidrat menjadi glukosa, sisa bahan bakar apa pun akan diubah menjadi karbohidrat polisakarida yang disebut glikogen.
"Hati dan otot Anda menyimpan glikogen untuk energi dan dengan cepat mengubahnya kembali menjadi glukosa sesuai kebutuhan. Masalahnya, kelebihan glukosa yang tidak dapat dikonversi menjadi glikogen akan berubah menjadi lemak, yang dapat menyebabkan berat badan berlebih atau obesitas," kata dia.