Bahaya Sanitasi Buruk, Picu Diare dan Stunting

Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek.
Sumber :
  • Kementerian Kesehatan RI

VIVA – Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman menjadi penyebab banyaknya kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Di Indonesia, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menjadikan perbaikan sanitasi dan air bersih menjadi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang harus dicapai.

Empowering Communities and Technology to End Stunting in Indonesia

“Sanitasi dan air bersih merupakan tujuan keenam dari tujuan pembangunan berkelanjutan. Sanitasi dan air bersih merupakan kebutuhan dasar yang meliputi air minum, hygiene dan sanitasi, kualitas air, efisiensi penggunaan air dan pengelolaan sumber air,” kata Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek, dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Kamis, 18 Oktober 2018.

Kemenkes RI dan beberapa kementerian lain serta mitra lain meluncurkan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pada 2008. Ada lima pilar STBM, yaitu setop BAB sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah cair.

Kunjungan ke Jayawijaya, Wamendagri Ribka Ingatkan Bahaya Stunting bagi Anak-Anak

Studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2007 menunjukkan jika setiap anggota keluarga dalam suatu komunitas melakukan lima pilar STBM akan dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 94 persen.

Penyakit akibat sanitasi yang buruk seperti gangguan saluran pencernaan membuat energi untuk pertumbuhan tubuh menjadi teralihkan, sehingga tubuh kurang mampu menghadapi penyakit infeksi.

PKN Besutan Anas Urbaningrum Siap Bantu Prabowo Entaskan Masalah Stunting

Sanitasi juga berkaitan erat dengan stunting. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyatakan 1 dari 3 anak Indonesia menderita stunting. Akses terhadap sanitasi yang baik berkontribusi dalam penurunan stunting sebesar 27 persen. Intervensi yang terfokus pada perubahan perilaku dalam sanitasi dan kebersihan disebut dapat menyebabkan potensi stunting berkurang.

Sanitasi buruk tidak hanya berpengaruh pada kesehatan, tapi juga pada ekonomi negara. Indonesia mengalami kerugian ekonomi sebesar Rp56,7 triliun per tahun untuk membayar ongkos pengobatan dan akomodasi akibat kondisi sanitasi yang buruk.

(ch)

Pelantikan TP PKK di Balai Sudirman Jakarta

Inovasi dan Adaptasi Teknologi Informasi Penting Bagi Program PKK

Ketua Umum, Ketum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Nyonya Tri Tito Karnavian, menyinggung keharusan akan inovasi dan adaptasi pada teknologi

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024