Penelitian: Vape Tidak Lebih Sehat dari Rokok, Picu Radang Paru-paru
- pixabay/LindsayFox
VIVA – Zaman kian modern, kebiasaan sehari-hari pun turut berubah. Termasuk kebiasaan para perokok yang mulai beralih pada rokok elektrik atau vape.
Dalam beberapa tahun belakangan, telah banyak penelitian yang membandingkan bahaya dari vape dan rokok. Sebagian menyebut bahwa vape atau rokok elektronik lebih minim risiko kesehatan dibanding rokok.
Namun, sebuah penelitian terbaru justru mengungkap bahwa vape mungkin lebih buruk daripada rokok tradisional. Peneliti di Yunani menemukan bahwa perasa dalam rokok elektrik dapat menyebabkan peradangan yang merusak paru-paru.
Dalam eksperimen yang dilakukan pada tikus, hasilnya menunjukkan bahkan dalam jangka pendek, peradangan yang disebabkan oleh vape setara bahkan lebih buruk dari rokok tradisional.
Dr. Constantinos Glynos, dari University of Athens mengatakan, "Kami menemukan efek merugikan pada paru-paru setelah subyek hewan percobaan terkena paparan rokok elektrik, untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk keamanan dan tingkat toksin terkait rokok elektrik yang sudah mendunia."
Dilansir dari nypost.com, para peneliti melakukan penelitian terhadap beberapa kelompok tikus. Masing-masing kelompok menerima paparan dari rokok tradisional, rokok elektrik dan udara bersih empat kali dalam sehari, setiap sesi diberi jarak 30 menit break dari paparan.
Temuan tersebut dipublikasikan dalam American Journal of Physiology, hasilnya rokok elektronik tidak diterima dengan baik oleh tubuh dan efek kesehatan jangka panjang belum diketahui.
"Rokok elektrik dipromosikan minim nikotin berbahaya dan sebagai alat baru untuk menghentikan kebiasaan merokok. Penelitian kami menunjukkan indikasi paparan rokok elektrik dapat memicu respons peradangan serta memengaruhi sistem pernapasan," kata Constantinos.
Ia pun menambahkan bahwa baik rokok elektrik maupun rokok tradisional sama-sama memberi efek negatif bagi paru-paru.
Penemuan tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan di Inggris sebelumnya, bahwa vaping lebih berbahaya dari yang diperkirakan.
Para peneliti dari University of Birmingham mengekstraksi sel paru-paru yang sehat dan bebas rokok, kemudian memaparkan cairan dan uap rokok elektrik serta membandingkannya dengan sel tanpa paparan apa pun. Hasilnya, paparan rokok elektrik mengakibatkan kematian sel yang lebih tinggi serta memproduksi bahan kimia yang memicu peradangan.
Meski begitu, masih terdapat anggapan yang berbeda soal rokok elektrik. Departemen Kesehatan Masyarakat Inggris menyatakan rokok elektrik 95% lebih aman dibandingkan rokok tradisional. Mereka pun menyarankan para perokok untuk beralih ke rokok elektrik untuk membantu menghentikan kebiasaan merokok.
Namun ada pula kritik yang memberi peringatan bahwa vaping dapat mengakibatkan penyakit paru-paru, membuat masyarakat kencanduan nikotin, atau membuat anak kecil mengenal rokok.