Jangan Minder Makan Ikan Kembung, Gizinya Lebih Tinggi dari Salmon
- IPB
VIVA – Dengan luasnya wilayah lautan di Indonesia, keragaman serta kualitas dari ikan asli laut Indonesia tentu tidak perlu diragukan. Ikan pun diketahui mengandung sejumlah nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan.
Namun, setiap ikan memiliki kandungan berbeda-beda. Salah satunya ikan salmon, yang banyak ditemukan di Samudera Pasifik dan Atlantik ini dinilai memiliki kandungan omega 3 yang tinggi. Hal ini membuat iklan tersebut punya harga cukup mahal dibandingkan ikan lainnya.
Tapi bicara soal kandungan gizi, benarkah gizi ikan salmon juga lebih tinggi dari ikan di perairan Indonesia, seperti ikan kembung?
Menurut Direktur Pemasaran, Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Machmud, mengatakan ternyata ikan kembung memiliki kandungan omega 3 yang lebih tinggi dibandingkan salmon. Omega 3 diketahui memiliki banyak manfaat mulai dari menjaga kesehatan jantung hingga otak.
Ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Dr. Ir. Diah M Utari, M.Kes sebelumnya mengungkapkan bahwa dalam 100 gram ikan kembung mengandung 2,6 gram omega 3, sedangkan salmon hanya 1,4 gram. Sementara kadar lemak ikan kembung hanya 2,3 gram, salmon mencapai 3,45 gram.
Kadar kolesterol ikan kembung pun lebih rendah, hanya 33 miligram (mg), sedangkan salmon mencapai 52 mg. Protein yang dikandung ikan kembung juga lebih tinggi mencapai 21,4 gram di atas salmon sebesar 19,9 gram. Sedangkan kalori ikan kembung 112 kkal dan salmon 116 kkal. Adapun zat besi yang dimiliki ikan kembung 0,9 mg dan salmon 0,77 mg.
Lantas mengapa justru ikan salmon yang lebih banyak dikenal dan disukai masyarakat Indonesia? Menurutnya, itu karena promosi yang dilakukan negara produsen ikan salmon terbesar di dunia tersebut lebih gencar dibanding Indonesia.
"Promosi Norwegia memang luar biasa, tidak hanya di Indonesia. Dia punya 1 juta ton salmon yang akan disebar, sehingga kita harus menahan itu," kata Machmud saat ditemui pada pembentukan Forum Jejaring I-PLAN (Indonesia-Postharvest Loss Alliance fot Nutrition di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Kamis 11 Oktober 2018.
Dia mengatakan bahwa banyak orang Indonesia yang menganggap ikan yang diimpor lebih bergizi sekaligus bergengsi dibanding ikan lokal. Ini yang membuat banyak masyarakat Indonesia cenderung memilih salmon.
"Padahal kita punya diversifikasi ikan yang tersebar di 34 provinsi. Makanya kita mendorong mengampanyekan bahwa bahwa ikan lokal itu lebih tinggi gizinya, lebih segar, dan jika penanganan bagus akan lebih bagus maka pascapanen pun lebih bagus," kata dia.