Sehat Itu Mahal, Biaya Pengobatan Sakit Jantung Bisa Sampai Rp250 Juta
- Pixabay/ HansMartinPaul
VIVA – Tanpa disadari, faktor gaya hidup menjadi salah satu pemicu utama timbulnya penyakit kritis. Sehingga, masyarakat dari berbagai usia baik yang produktif maupun usia lanjut, tidak luput dari risiko penyakit kritis jika memiliki gaya hidup yang tak sehat.
Data tahun 2013 menunjukkan bahwa 50 persen angka kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung dan stroke. Hal ini membuat penyakit jantung dan stroke menjadi penyebab kematian paling utama.
"Dulu kanker yang pertama, karena gaya hidup akhirnya penyakit kardio dan stroke menjadi yang paling pertama. Dimana 40 persen disebabkan karena penyakit jantung koroner dan 38 persen karena stroke," ujar Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi, dr.Johan Winata,Sp,JP(K)FIHA, dalam temu media di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis 11 Oktober 2018.
AIA Healthy Living Index Survey 2018 juga menunjukkan bahwa 87 persen masyarakat Indonesia sangat mencemaskan biaya pengobatan penyakit kritis. Salah satunya pada penyakit jantung di mana 47 persen partisipan mengklaim pembiayaan perawatannya cukup mahal.
"Untuk serangan jantung, ada sumbatan di darah 100 persen. Sehingga aliran darah ke otot jantung terhenti, ada kerusakan dan gangguan pompa jantung. Ini harus dipasang ring dan biayanya bervariasi," ungkap Johan.
Kisaran biaya pada pemasangan ring tersebut mulai dari Rp80 juta hingga Rp140 juta. Angka tersebut juga masih termasuk biaya minimal karena belum disertai pembiayaan perawatan lainnya.
"Belum USG pembuluh darah jantung, biayanya bisa Rp200 juta hingga Rp250 juta-an."