Wanita Darah Tinggi dan Diabetes, Jangan Pakai Kontrasepsi Hormonal

Ilustrasi pil kontrasepsi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kontrasepsi menjadi alat pengaman yang sering digunakan pasangan suami istri untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Hari Kesehatan Nasional, Catatan PB IDI: Permasalahan di Indonesia Sangat Kompleks dan Beragam

Namun, umumnya, alat kontrasepsi ini bisa digunakan untuk laki-laki dan perempuan. Bukan sekadar mencegah kehamilan, alat kontrasepsi ini lebih tepat sebagai penghalang rute sperma yang diperlukan untuk membuahi sel telur.

Namun tahukah Anda bahwa menggunakan alat kontrasepsi sesungguhnya harus dilakukan dengan konsultasi terlebih dulu dengan dokter. Alat kontrasepsi yang digunakan tanpa konsultasi, bisa berbahaya, bahwa dapat memicu stroke.

Benarkah Kolesterol Tinggi dan Asam Urat Sebabkan Kanker Pankreas?

Alat kontrasepsi terdiri dari dua jenis yaitu dengan hormonal dan non-hormonal. Stroke sendiri bisa disebabkan oleh beragam hal, salah satunya alat kontrasepsi hormonal tersebut. Alat kontrasepsi hormon seperti kontrasepsi oral, injeksi, susuk atau imlan hingga IUD.

"Hormonal di alat kontrasepsi akan memengaruhi sistem metabolisme. Ini akan memengaruhi tekanan darah dan pembekuan di kardiovaskuler," ujar Dokter Spesialis Saraf yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dr. Sahat Aritonang, Sp.S,M.Si.Med, FINS, dalam diskusi media di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis 11 Oktober 2018.

Harapan Baru bagi Pasien Diabetes dan Kanker

Adapun faktor kontrasepsi hormonal ini bisa memicu stroke jika disertai dengan kondisi pengguna yang memiliki tekanan darah tinggi maupun kencing manis. Jika tidak disertai dengan kondisi yang memperburuk tubuh tersebut, risiko stroke tidak akan mengintai.

"Kalau ibu tidak ada darah tinggi atau kencing manis, enggak masalah pakai kontrasepsi hormonal," jelasnya.

Maka dari itu, lanjut dokter Sahat, dianjurkan agar rutin cek medis seluruh tubuh pada para ibu sebaiknya dilakukan. Hal ini untuk mencegah komplikasi yang rentan mengintai seperti stroke.

"Hindari hormonal kalau ada risiko. Maka, pilihan terbaik yaitu pilihan kontrasepsi dari dokter kebidanan yang mengetahui kondisi medis ibu," terang dia.

ilustrasi perut rata, perut buncit, diet

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Dijelaskan, dr. Todung, diet autofagi sendiri adalah diet dengan dua kali makan dalam satu hari yakni pada pukul 12.00 dan pukul 18.00.

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024