Ternyata Masih Banyak Orang Indonesia Belum Pakai Alat Kontrasepsi
- Pixabay
VIVA – Laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk masih menjadi masalah yang dialami di Indonesia. Dalam Laporan Umpan Balik Pengendalian Capaian Peserta Keluarga Bencana (KB) Aktif, maupun peserta KB Baru tidak bertambah secara signifikan.
Namun, Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sigit Prihutomo, mengatakan bahwa tetap terjadi peningkatan pada tahun 2018 jika dibandingkan dengan tahun 2017.
"Peserta aktif per April 2018 mengalami peningkatan sebanyak 607.252, dibandingkan Peserta Aktif per April 2018," kata Sigit dalam pembukaan Temu Ilmiah Kesehatan Reproduksi Untuk Keluarga Terencana Menuju Indonesia Sejahtera, di Kantor BKKBN, Jakarta, Senin, 8 Oktober 2018.
Ia menjelaskan, tidak signifikannya pertambahan pengguna KB baru salah satunya karena gagalnya menyediakan alat kontrasepsi khususnya untuk intrauterine device (IUD) atau KB spiral yang banyak digunakan oleh masyarakat. Ia mengatakan bahwa dalam hal pengadaan, dari 33 provinsi hanya 14 provinsi yang tersedia. Dan pengadaan ini sendiri masih bergantung pada Kementerian Kesehatan.
"Kemudian seandainya yang tayang dalam e-catalog kuotanya kecil sekali padahal butuh 1,8 juta untuk implan, ini yang perlu kita dorong," kata dia.
Ia mengatakan bahwa pihaknya juga terus berupaya meningkatkan komitmen masyarakat dan pasangan usia subur dalam ber-KB dengan dukungan dari stakeholder, provider medis dan mitra kerja untuk memberikan pelayanan KB yang berkualitas.