Benarkah Penderita Diabetes Tak Boleh Konsumsi Cokelat?
- VIVA/Rintan Puspitasari
VIVA – Cokelat salah satu camilan favorit di seluruh dunia. Banyak penelitian menyebutkan manfaatnya bagi kesehatan. Salah satu yang dikenal masih 'kaya nutrisi' adalah dark chocolate.
Cokelat gelap (pekat) ini, dinilai masih bermanfaat bagi kesehatan karena tidak banyak campuran dalam pengolahannya. Seperti yang banyak diketahui, berbagai jenis cokelat yang dijual di pasaran seperti milk chocolate, white chocolate, cokelat batangan hingga produk minuman dengan rasa cokelat, tentunya telah dicampur dengan gula dan lemak untuk mendapatkan rasa yang enak.
Cokelat pekat dianggap lebih sehat dibanding cokelat susu, karena lebih tinggi kandungan antioksidannya, dan flavanol dalam cokelat pekat juga lebih banyak dibandingkan cokelat susu. Benarkah?
Spesialis gizi klinis dr. Marya Haryono Sp.GK membenarkan hal itu, menurutnya buah biji cokelat mengandung banyak nutrisi baik. Namun ia menekankan bahwa yang dimaksud bukanlah cokelat batangan atau yang sudah umum dijual di pasaran.
"Cokelat yang sudah melewati proses pengolahan, misalnya seperti serbuk minuman, cokelat batang, milk chocolate dan white chocolate itu berbeda dengan biji cokelat murni. Cokelat produksi tersebut bisanya manfaatnya sudah banyak berkurang," ujarnya dalam tayangan AYO HIDUP SEHAT di tvOne Jumat 28 September 2018.
Ia juga menyarankan untuk mengonsumsi bubuk cokelat asli tanpa campuran apapun untuk dapatkan nutrisi lengkapnya.
"Kalau bubuk murninya cukup 2-3 sendok teh sehari. Kalau yang batang sebaiknya cukup 1-3 kepingan saja perhari."
Lebih lanjut ia meluruskan soal mitos dan fakta dark chocolate yang beredar di masyarakat.
Cokelat mengandung banyak zat baik bagi tubuh?
"Fakta. Cokelat mengandung antioksidan, zink, dan magnesium. Antioksidan mampu memperbaiki struktur pembuluh darah agar terhindar dari plak-plak yang menempel."
Cokelat tinggi kafein?
"Fakta. Biji cokelat mengandung kafein tinggi, tapi jika sudah diolah efek kafeinnya tentu berkurang banyak dan jauh lebih rendah."
Cokelat dapat membuat pikiran lebih tenang?
"Fakta. Ada komponen yang mampu meningkatkan kadar endorphin hormon yang membuat rileks. Cokelat juga bisa memicu serotonin, hormon yang mampu menurunkan kadar depresi."
Diabetes tak boleh konsumsi cokelat?
"Mitos. Justru biji cokelat memiliki senyawa yang membantu memperbaiki metabolisme tubuh. Namun akan jadi berbahaya jika penderita diabetes mengonsumsi olahan cokelat yang memiliki kadar gula tinggi, salah satunya white chocolate."