NAT, Cara Efektif Cegah Penularan HIV Dari Transfusi Darah

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • www.pixabay.com/typographyimages

VIVA –Transfusi darah sering dikaitkan dengan penyebaran penyakit menular yang berbahaya. Meski begitu, upaya pencegahan melalui berbagai cara terus dilakukan oleh berbagai pihak.

Beberapa penyakit menular yang bisa tersebar melalui transfusi darah mencakup Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV) serta HIV.

Salah satu upaya pencegahan tersebut adalah melalui langkah preventif, yakni melengkapi perangkat aktivitas transfusi darah dengan alat uji saring Nucleic Acid Test (NAT).

NAT merupakan teknologi uji saring yang mampu mendeteksi keberadaan DNA/RNA virus dengan window period atau masa jendela yang lebih pendek, sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan darah secara signifikan.

"Uji coba NAT adalah mendeteksi virus melalui DNA atau RNA. Itu merupakan inti dari virusnya dan lebih efektif untuk dicegah sejak dini," ujar Pakar hepatitis, Prof. DR.Dr. David Handojo Muljono, SpPD., dalam acara seminar di Kantor Walikota Jakarta Timur, Kamis, 27 September 2018.

Dijelaskan David, proses ini efektif hingga 97 persen mendeteksi keberadaan virus penyebab penyakit yang ada di darah yang sudah didonor. Proses penyaringan dengan alat NAT ini juga tidak memakan waktu terlalu lama, yaitu hanya tiga jam.

"Ada virus yang masih bisa lolos, tapi hanya 3 persen. Sehingga cara ini aman untuk mencegah penyebaran penyakit," kata dia.

Uji saring NAT saat ini tersedia di 12 kota, di antaranya Jakarta (DKI dan Pusat), Bandung, Surabaya, Semarang, Surakarta, Bali, Makassar, Medan, Pekanbaru, Padang, Lampung dan menyusul di UTD RS. Dr. Sardjlto Yogyakarta, sedangkan di UTD PMl Provinsi DKI Jakarta, telah melakukan uji saring NAT 100 persen yang akan mencakup seluruh cabang UTD di Jakarta dan sekitarnya.

Apa Itu Kanker Penis? Simak Penyebab hingga Cara Pencegahannya

Pemeriksaan NAT yang dilakukan PMI Provinsi DKI merupakan bantuan penuh dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk seluruh warga Provinsi DKI Jakarta yang membutuhkan darah.

"Dengan alat tersebut maka screening darah donor dapat menghasilkan darah yang sudah terbebas dari HIV, Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV) sejak Februari 2015,” ujar Ketua Pengurus PMI Provinsi DKI Jakarta, Muhammad Ali Reza, di kesempatan yang sama.

YouTuber Ini Jadi Sasaran Amukan Netizen Usai Singgung Boy William

“Mengingat kebutuhan darah di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 800 1000 kantong per hari, ke depannya kami sangat berharap Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatannya masih bisa memberikan bantuan subsidi biaya untuk pemeriksaan NAT, di samping peralatan Iainnya yang butuhkan," katanya menambahkan.

Ilustrasi HIV/AIDS.

Kelompok Usia 20-24 Tahun, Tempati Jumlah Pengidap HIV/AIDS Terbanyak Kedua di Indonesia

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2022 mencatat, kelompok usia 20-24 tahun menempati jumlah pengidap HIV/AIDS kedua terbanyak di Indonesia hingga mencapai 16,1 persen

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024