Kedelai Tak Baik untuk Pria, Mitos atau Fakta?
- Pixabay/Zhekalee
VIVA – Kedelai menjadi salah satu jenis kacang-kacangan yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Kedelai pada umumnya merupakan bahan baku dari tempe, oncom, kecap hingga tahu yang merupakan makanan favorit masyarakat Indonesia.
Kedelai pun, diketahui memiliki beragam manfaat kesehatan. Namun, tidak sedikit masyarakat yang masih bingung dengan kebenaran apakah kedelai aman dikonsumsi oleh pria atau tidak. Apakah mengonsumsi kedelai dapat menyebabkan kanker payudara dan sebagainya.
Setidaknya, ada beberapa mitos dan fakta yang perlu diketahui oleh masyarakat. Hal itu diungkapkan oleh ahli kedelai dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Made Astawan kepada VIVA saat ditemui di pabrik Soyjoy, di Pasuruan, Jawa Timur.
1. Konsumsi kedelai tidak baik untuk pria?
Kedelai yang mengandung estrogen atau hormon wanita dianggap tak baik untuk pria. Ini, karena estrogen dianggap bisa menurunkan hormon testosteron pada pria dan menyebabkan masalah. Karena itu, banyak pria yang diingatkan untuk menjauhi kedelai atau tak mengonsumsi terlalu banyak kedelai. Padahal, menurut Prof Made, hal tersebut salah.
"Sudah banyak penelitiannya yang dibatasi adalah bahan pangan yang dibatasi dengan isoflavon murninya. Isoflavon yang diekstrak kedelainya, kemudian dimodifikasi dengan bahan pangan. Kalau kita makan isoflavon dalam bentuk tempe, tahu dan oncom itu enggak usah khawatir," kata dia.
2. Pemicu kanker payudara?
Kedelai dikenal sebagai salah satu makanan yang mengandung estrogen atau hormon wanita. Hal inilah yang kemudian membuat banyak orang mengaitkan kedelai dengan munculnya tumor atau kanker payudara, sehingga beberapa wanita takut mengonsumsi terlalu banyak kedelai atau olahannya seperti susu kedelai.
Faktanya, kanker memang bisa tumbuh akibat adanya estrogen dan kedelai memang banyak mengandung estrogen. Namun, tak ada kaitan langsung antara kedelai dengan munculnya kanker.
Dalam paparannya, Made menjelaskan bahwa angka kematian masyarakat akibat kanker payudara di Asia lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat di Amerika dan Eropa. Salah satu alasannya adalah masyarakat di Asia, sering mengonsumsi kedelai.
Pada wanita, kanker payudara per 100 ribu penduduk di dunia, angka kematian wanita di India akibat kanker payudara hanya sebesar 20,8. Untuk di Jepang sendiri sebesar 19,7 dan untuk di China sendiri sebesar 19,1. Hal ini jauh berbeda dengan di Amerika yang mencapai 87 dan Swedia yang mencapai 60,7.
"Di Jepang dan China, pola makan mereka melibatkan kedelai dalam makanan kesehariannya. Di India sendiri rendah, lantaran banyak dari masyarakat India yang merupakan vegetarian ditambah dengan yoga," ujarnya.
Dia mengatakan, wanita yang mengonsumsi kedelai bisa menurunkan risiko kanker payudara sebesar 14 persen.
3. Kedelai atasi sakit menstruasi?
Kedelai diketahui memiliki kandungan isoflavon yang dapat melawan zat radikal bebas. Made menerangkan bahwa radikal bebas itu diawali dengan gejala inflamasi atau peradangan yang menyebabkan seseorang sakit.
"Ada beberapa riset yang menunjukkan konsumsi kedelai bisa mencegah rasa sakit saat PMS. Karena kedelai kaya akan antioksidan melawan zat radikal bebas. Zat radikal bebas diawali dengan inflamasi peradangan yang menyebabkan kita sakit, jadi mungkin bisa dicegah dengan konsumsi kedelai dan olahan produk kedelai," tutur dia.