Konsumsi Makanan Bersantan Tetap Menyehatkan, Begini Caranya
- Pixabay/Liza redfern
VIVA – Santan merupakan bahan makanan yang banyak digunakan di berbagai masakan khas Nusantara. Jika diolah dengan benar, santan menambah cita rasa masakan menjadi lebih nikmat disantap.
"Santan yang baik itu dari kelapa yang sudah tua. Semakin tua kelapa, lemaknya semakin banyak," ujar dr Verawati Sudarma, SpGK dalam acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Selasa, 25 September 2018.
Meski sejak dahulu santan dianggap makanan sehat, tapi kini justru banyak orang yang khawatir menyantap masakan dengan santan. Santan dianggap berefek buruk pada kesehatan karena kolesterol. Benarkah demikian? Untuk mengetahuinya, sejumlah mitos dan fakta seputar santan dikupas oleh Vera seperti berikut.
Kolesterol tinggi
Mitos. Menurut Vera, kolesterol hanya terkandung dalam bahan makanan dari hewani. Sedangkan santan berasal dari kelapa, jadi tidak ada kolesterol di dalamnya. Tapi, santan mengandung lemak yang cukup tinggi, yakni 20 persen. Lemak ini berupa lemak jenuh yang bila dikonsumsi berlebih bisa meningkatkan kolesterol darah sehingga bisa menyumbat pembuluh darah. Hal ini bisa memicu penyakit jantung atau stroke.
Sebabkan kegemukan
Mitos. Dalam satu sendok santan mengandung kalori 50 persen. Sementara kita dalam sekali makan dianjurkan 300 kalori, ini setara dengan enam sendok santan. Jika dikonsumsi terlalu banyak, kalori ini akan disimpan dalam bentuk lemak.
Tingkatkan daya tahan tubuh
Mitos. Memang ada penelitian yang mengatakan kelapa menghasilkan asam laurat, yaitu salah satu jenis lemak medium yang bila masuk ke tubuh akan menimbulkan efek melawan bakteri, jamur, dan virus. Jadi, ketika ada bahan berbahaya masuk ke tubuh akan dilawan sehingga imunitas meningkat. Tapi, itu hanya akan terjadi apabila kita mengonsumsi cukup banyak santan.
Dalam penelitian itu dianjurkan konsumsi virgin coconut oil 1-2 sendok. Sementara untuk menjadi virgin coconut oil dibutuhkan kelapa lima kali lipatnya, itu artinya sama dengan 15 sendok santan.
Mengandung kalsium
Fakta. Dalam 100 mililiter (ml) santan mengandung 20 persen kebutuhan kalsium tubuh. Tapi perlu diingat kalau santan juga berkalori tinggi, sehingga memenuhi kebutuhan kalsium dari santan tidak disarankan.
Mencegah anemia
Fakta. Sama seperti kalsium, kebutuhan zat besi tubuh hanya akan terpenuhi jika mengonsumsi santan dalam jumlah banyak. Sebaiknya, pemenuhan zat besi tubuh diambil dari sumber lain seperti sayuran hijau, kedelai, atau kuning telur.
Menyehatkan rambut
Fakta. Dalam santan mengandung lemak yang baik untuk rambut. Rambut membutuhkan minyak supaya tidak kering, apalagi rambut yang sering dicatok. Melapisi rambut dengan santan bisa memberikan kelembapan.
Selain itu, kandungan karbohidrat santan juga bisa memberi nutrisi rambut. Jika rambut lebih lembap, tidak akan mudah patah sehingga lebih tebal dan bersinar.
Agar santan tetap sehat saat dikonsumsi, sebaiknya santan diolah tidak dalam suhu tinggi sehingga lemak baiknya tidak berubah. Kemudian, jangan panaskan santan berulang-ulang dan hindari meminum kuah santan. Lebik baik santan diolah dalam bentuk makanan dan tidak dalam minuman. Sedangkan santan yang dibumbui justru baik karena bumbu rempah akan memberikan efek antioksidan yang berfungsi memerangi efek buruk santan.