KLB Malaria di Lombok, Ini 5 Langkah Pencegahannya
- Pixabay
VIVA – Bupati Lombok Barat, NTB Fauzan Khalid telah menetapkan kasus malaria di Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) terhitung sejak 8 September 2018.
Dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, jumlah kasus malaria di Kabupaten Lombok Barat dari pasca gempa hingga tanggal 18 September 2018 berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi NTB yaitu sebanyak 184 orang, 49 orang ditemukan secara Passive Case Detection (PCD) dan sebanyak 135 orang ditemukan secara Active Case Detection (ACD).
1. Pertama Mass Blood Survey(MBS) dan Mass Fever Survey (MFS)
Untuk mengendalikan KLB Malaria tersebut, Kemenkes tengah melakukan berbagai upaya, yakni Pertama Mass Blood Survey(MBS) dan Mass Fever Survey (MFS). Penemuan aktif kasus melalui MBS dan MFS ini bertujuan untuk menemukan dan mengobati dini orang yang terjangkit malaria, baik dengan gejala klinis maupun tanpa gejala klinis, sehingga diharapkan penularan akan berhenti.
Kegiatan dilakukan di wilayah Puskesmas Penimbung dan Puskesmas Meninting, Kabupaten Lombok Barat, seperti yang dilakukan sejak tanggal 28 Agustus hingga 14 September 2018 lalu. Dari pemeriksaan tersebut ditemukan 110 positif malaria dari 3 desa.
2. Pengamatan dan pengendalian vektor
Pengamatan vektor dilaksanakan di wilayah Puskesmas Penimbung, Desa Bukit Tinggi, pada tanggal 4-5 September 2018 oleh Sub Direktorat Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit bersama Tim Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (BBPPVRP) Salatiga.
Dari hasil pengamatan ditemukan jentik Anopheles di kubangan sungai sekitar rumah dan tenda penduduk di Desa Bukit Tinggi, Dusun Batu Kemalik. Setelah di-rearing (dipelihara) dari pupa menjadi nyamuk diidentifikasi spesiesnya adalah Anopheles balabacensis, Anopheles maculatus,Anopheles flavirostris, Anopheles kochi dan Anopheles vagus.
3. Inventarisasi logistik
Berdasarkan hasil rapat koordinasi penanggulangan bencana di Kabupaten Lombok Barat pada tanggal 4 September 2018, ketersediaan logistik di Dinas Kesehatan Provinsi NTB tersedia 5 ribu alat diagnosis cepat (Rapid Diagnostic Test), 18 ribu tablet obat dihidroartemisinin + piperakuin (DHP), 1000 tablet obat primakuin, 600 tablet obat kina, dan 280 ampul obat artesunat injeksi.
4. Distribusi kelambu berinsektisida
Kemenkes telah mengirimkan kelambu sebanyak 2.400 lembar dengan rincian 300 lembar didistribusikan ke Lombok Utara (tanggal 11 Agustus 2018), 100 lembar didistribusikan ke Kabupaten Lombok Barat (tanggal 4 September 2018), 2000 lembar dikirim pada tanggal 10 September 2018.
5. Pelatihan tenaga mikroskopis
Gold standard pemeriksaan malaria menggunakan sediaan apus darah, namun pemeriksaan juga dapat menggunakan tes cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT).