Efek Kemo pada Pasien Kanker Bisa Menular, Mitos atau Fakta?
- Pixabay/pexels
VIVA – Kemoterapi menjadi salah satu cara atau langkah yang dilakukan oleh dokter untuk memperlambat penyebaran atau bahkan mematikan sel kanker dalam tubuh pasien. Beberapa treatmen kemotrapi itu antara lain dengan melakukan penyinaran, hingga menggunakan obat-obatan.
Pasien kanker yang menjalani kemoterapi juga orang yang tinggal bersamanya perlu berhati-hati 48 jam pertama setelah kemoterapi. Pasalnya timbul anggapan dalam masyarakat bahwa obat kemoterapi punya efek menimbulkan kanker bagi penderitanya, juga orang di sekitarnya yang kontak dengan muntah, urin, feses, orang yang menjalani kemoterapi.
Hal tersebut dibenarkan Dr. Ronald. A. Hukom, MHSc, Sp.PD, KHOM, FINASIM di Hotel Ibis Menteng Jakarta Pusat. Namun ia menegaskan keluarga pasien tidak perlu khawatir.
"Kalau disinar setiap hari dengan dosis 100-200 setelah keluar ruang radiasi efek sampingnya yang dia bawa itu lebih kecil lagi. Kecuali kalau dia radiasinya dengan dosis tinggu efek sampingnya banyak kadang mereka diisolasi," kata dia, Sabtu 15 September 2018.
Dia melanjutkan, jika dia mengonsumsi obat kemo tiga kali seminggu dianjurkan 1 hingga dua hari setelah kemo membatasi kontak dengan orang di sekitarnya.
"Ketika cairan badannya jangan sampai terkena orang lain terutama pada bayi atau anak kecil tetapi setelah itu tidak apa-apa, secara umum 48 jam pertama harus membatasi kontak," lanjut dia.
Namun, ketika cairan dari badannya seperti muntahan hingga fesesnya terkena oleh anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga itu tidak perlu panik, cukup bersihkan (bilas) dengan bersih.
"Kalau kena muntah lalu dicuci enggak apa-apa, karena kadar obatnya kecil. Kalau setelah si pasien menggunakan toilet untuk mengeluarkan feses bisa dibilas dengan bersih," kata dia.
Bahkan bagi pasangan suami istri yang ingin tidur seranjang pun tidak dipermasalahkan asalkan cairan tubuhnya itu tidak terkena oleh pasangannya.