Curhatan Para Tenaga Kesehatan soal Nunggaknya Bayaran BPJS
- ANTARA FOTO/Rahmad
VIVA – Isu seputar BPJS tak ada habisnya. Setelah heboh rilisnya 3 peraturan baru BPJS yang disebut-sebut minim pemberitahuan, kini kembali mencuat unggahan-unggahan masyarakat seputar kekecewaan menggunakan fasilitas kesehatan dari pemerintah tersebut.
Kekecewaan tak hanya datang dari para pengguna layanan BPJS semata, namun ternyata terkait juga dengan seluruh komponen dalam pelaksaanaan program tersebut, beberapa di antaranya para dokter.
Sebelumnya, beredar ungkapan seorang dokter cantik bernama Reno Yonora Enozthezia. Ahli bedah anastesi yang mengeluhkan soal program BPJS ini menuliskan surat terbuka yang tertuju untuk Presiden Joko Widodo. Dalam surat tersebut, Reno menjabarkan banyak pihak yang dirugikan selama pelaksanaan BPJS Kesehatan.
"Dokter dan dokter gigi, perawat, bidan, faskes, karyawan faskes, farmasi, Industri alat kesehatan,
dan usaha lain yang berhubungan langsung dalam penyelenggaraan. Masihkah Bapak tidak merasa harus peduli memperbaiki kekisruhan ini? Kalau saya penasehat Bapak, saya akan lapor: Pak, ini darurat BPJS!," tulisnya dalam akun Facebooknya.
Tak lama berselang salah satu dokter juga menyuarakan kekecewaannya terhadap program pemerintah tersebut. Dokter Spesialis anak Dr. Arifianto, Sp.A juga menuliskannya dalam laman jejaring sosialnya.
Tak cuma menyuarakan kekecewaannya dokter yang berpraktik di RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur ini justru membuka forum dalam kolom komentarnya tentang kekecewaan teman-teman sejawatnya terhadap BPJS. Pasalnya keluhan yang datang dari teman-teman sejawatnya lebih banyak menyuarakan soal pembayaran BPJS yang menunggak ke Rumah Sakit hingga berujung pada menunggaknya gaji tenaga kesehatan.
"Teman-teman sejawat sekalian dari seluruh Indonesia, yang utang RS-nya terus bertambah karena dana BPJS berbulan-bulan belum cair seluruhnya, boleh share foto tanggapan RS-nya dan tautan berita dari berbagai media di komentar ya," tulis dokter Arifin dalam akun Facebooknya.
Sontak berbagai tanggapan miris bermunculan. "Sedih sekali rasanya pak dokter. Saya bidan jejaring faskes 1, tagihan saya sejak November 2017 belum juga cair. Sementara pasien BPJS terus berdatangan. Jika menolak faskes 1 akan diacabut izinnya," tulis salah seorang bidan bernama Tanty Soempena.
"Suami saya tugas di RS Swasta bulan ini. Gajian setelah tanggal 15 alis mundur 2 minggu. Kata beliau karena klaim BPJS nunggak 2,8M," tulis salah seorang ibu bernama Rahma Wati.
"Bukan cuma RS Dok, perusahaan farmasi juga sudah banyak yang kejepit, bahkan beberapa gulung tikar. Pengurus pusat GP farmasi Indonesia mengirim kepada Menkes perihal hutang jatuh tempo obat dan alkes JKN belum dibayar Mencapai 3,5 T per juli 2018. Siap-siap obat banyak yang kosong," tulis Vita Dwi Amiria.
Hingga kini forum chatting tersebut masih berlangsung. Sejak diposting pada Jumat 14 September 2018 hingga kini tautan tersebut dibanjiri 193 komentar dan 166 kali dibagikan.