Pengguna Vaksin MR di Aceh Baru 7 Persen
- ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVA – Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek mengatakan, sampai saat ini Aceh menjadi provinsi dengan capaian terendah penggunaan vaksin campak dan rubella atau vaksin MR dibanding daerah lain di seluruh provinsi Indonesia.
Capaian untuk vaksinasi MR di Aceh, menurut Nila, baru sekitar 7 persen dari data terakhir yang dia terima.
”Jadi pencapaiannya masih rendah,” kata Nila saat ditemui disela-sela acara Sidang Umum Ke 35 International Council Of Women di Inna Garuda, Jalan Malioboro, Yogyakarta, Jumat, 14 September 2018.
Nila sendiri membantah bahwa proses vaksinasi MR di Aceh saat ini sedang dalam proses dihentikan. Menurut dia, tidak dihentikan hanya memang prosesnya di Aceh sangat lambat, sehingga perlu ada perpanjangan waktu sendiri agar capaiannya tinggi.
“Jadi tidak dihentikan,” ujar Nila tanpa merinci penyebab utama lambatnya vaksinasi MR di Aceh itu.
Oleh karena itu, pihaknya masih berupaya mendorong percepatan vaksinasi MR di Aceh agar dapat seperti provinsi lain di Indonesia yang capaiannya di atas rata-rata, seperti Sulawesi Utama dan juga Papua Barat. Pemerintah sendiri tetap menargetkan tahun 2018 ini dapat mencapai 95 persen dari total 32 juta anak yang divaksin.
"Sampai akhir tahun ini, kami kejar pencapaiannya agar bisa sampai 20 persen untuk vaksin MR," ujarnya.
Nila juga mengatakan imunisasi vaksin MR perlu untuk memutus mata rantai penularan penyakit.
Vaksiniasi tahap kedua tahun ini menjangkau wilayah-wilayah terpencil. Dengan sasaran bisa mengimunisasi sebanyak 32 juta anak dari 28 provinsi di Indonesia. Jika dibandingkan tahun lalu yang hanya di Pulau Jawa, jumlah itu menurun karena jumlah anak yang diimunisasi sebanyak 35 juta.