5 Bahaya Mengejutkan Vape bagi Kesehatan, No 3 Ngeri Banget
- REUTERS/Jason Lee
VIVA – Dalam beberapa tahun belakangan, rokok elektronik atau dikenal dengan vape menjadi tren bagi masyarakat Indonesia, khususnya pada anak muda. Banyak orang menganggap bahwa vape lebih aman dari rokok.
Tapi kebanyakan orang tidak menyadari tingkat keparahan risiko kesehatan yang ditimbulkan dari vape. Beberapa dampak buruknya terbukti sama berbahayanya dengan asap rokok. Berikut ini lima bahaya dari vape yang tak kalah dari rokok, seperti dilansir dari theauthentic.
1. Menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi
Para peneliti di University of North Carolina, Chapel Hill pernah mengukur tingkat aktivitas sel-sel 594 gen yang diketahui membantu mendukung sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi. Hasilnya mengejutkan, baik pengguna vape dan perokok menunjukkan tanda-tanda berkurangnya aktivitas dalam gen ini.
Namun kelompok vape menunjukkan penurunan aktivitas pada 300 gen lebih banyak dibandingkan dengan merokok biasa. Bukti ini menunjukkan bahwa senyawa yang ditemukan dalam cairan yang digunakan untuk menciptakan uap memiliki efek imunosupresif atau melemahkan sistem imun tubuh.
2. Bahan kimia dalam vape menyebabkan popcorn lung
Sekelompok peneliti di Harvard menemukan bahwa kandungan yang ditemukan dalam cairan vape menyebabkan efek permanen dan kadang-kadang fatal pada paru-paru. Bahan kimia tersebut, yakni 2,3-pentanedione dan diacetyl, yang secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil, dan menyebabkan kondisi paru-paru yang dikenal sebagai bronchiolitis obliterans atau popcorn lung.
3. Baterai di vape bisa meledak
Ada beberapa korban akibat meledaknya baterai di dalam vape. Bahkan salah satu korbannya bernama Kanneth Barbero. Ledakan baterai di vape telah membuat lubang di lidah, meninggalkan luka bakar di tangan hingga merontokkan beberapa giginya. Ledakan ini terjadi akibat panas berlebih dari baterai lithium yang digunakan vape, dan menghasilkan ledakan berbahaya yang bisa membunuhnya.
4. Kadar nikotinnya minim pengawasan
Tes laboratorium FDA yang dilakukan pada tahun 2009 tidak hanya menemukan bahwa cartridge vape berlabel bebas nikotin mengandung kadar nikotin yang dapat dilacak, tetapi tingkat nikotin yang terkandung ternyata berbeda dengan isinya. Dalam beberapa model cartridge terbaru, tegangan baterai yang lebih tinggi juga memberikan tingkat konsentrasi nikotin yang lebih besar, yang bisa meningkatkan potensi kecanduan.
5. Keracunan cairan vape
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengeluarkan siaran pers pada tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah orang yang dirawat pada beberapa pusat keracunan akibat cairan vape adalah 215 kali lebih besar dibandingkan tahun 2010. Artikel lebih lanjut menjelaskan bahwa keracunan ini terjadi dalam tiga cara, yakni ketika menelan, menghirup, atau penyerapan melalui mata dan kulit.
Temuan yang lebih mengkhawatirkan menunjukkan bahwa lebih dari separuh keadaan darurat ini melibatkan anak-anak di bawah usia 5 tahun. Satu penjelasan yang mungkin adalah varian rasa permen dan buah dari zat-zat ini membuat anak-anak mencobanya. Cairan ini juga ditemukan menyebabkan iritasi kulit sedang sampai parah ketika terjadi paparan yang tidak disengaja, kekhawatiran ini bisa menimpa pengguna yang menggunakan cartridge isi ulang. (ase)