Stigma Negatif Picu Tingginya Kasus Skizofrenia

Ilustrasi skizofrenia
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Secara global, terdapat sekitar 21 juta orang dengan Skizofrenia. Di Indonesia, prevalensi gangguan jiwa berat, seperti Skizofrenia mencapai sekitar 400 ribu orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk.

Emosi Diminta Bersihkan Rumah, Anak Tebas Ibu Kandung di Makassar

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang parah, ditandai dengan banyaknya gangguan dalam berpikir, mempengaruhi bahasa, persepsi, dan rasa kesadaran diri. Seringkali termasuk di dalamnya adalah pengalaman psikotik, seperti mendengar suara atau delusi.

Secara global, mayoritas dari mereka yang membutuhkan perawatan kesehatan jiwa di seluruh dunia tidak memiliki akses ke layanan kesehatan mental berkualitas tinggi. Fakta yang dikeluarkan oleh WHO, Mental Health Gap Action Programme (mhGAP) pada tahun 2008 telah memperkirakan bahwa lebih dari 75 persen orang dengan gangguan jiwa di negara-negara berkembang tidak memiliki akses ke layanan kesehatan. 

2 Bocah Kakak Adik Tewas, Diduga Dibunuh Ibunya yang Gangguan Jiwa Pakai Parang

Hal ini dapat merusak fungsi diri melalui hilangnya kemampuan yang diperoleh untuk mendapatkan mata pencaharian, atau gangguan dalam belajar. Pengendalian gangguan jiwa ini membutuhkan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan.

Pengobatan Skizofrenia di banyak negara pada saat ini masih terhalang oleh banyak stigma negatif yang melekat pada 'orang-orang dengan Skizofrenia' dan keluarga mereka. Akibatnya, sejumlah kasus Skizofrenia tidak pernah dilaporkan dan tidak mendapatkan tindak lanjut secara medis.

Menguak Faktor Awal Gangguan Jiwa Menurut Ahli

"Program yang komprehensif diperlukan untuk membangun sistem layanan kesehatan, yang terdiri dari pengembangan kebijakan dan kapasitas tambahan sumber daya manusia, mekanisme pembiayaan, perbaikan infrastruktur serta sistem pemantauan dan evaluasi," ujar Senior Director of Market Access, Johnson & Johnson SEA, Chiun-Fang Chiou, dikutip dari siaran pers, Minggu, 2 September 2018.

Menurut WHO, terdapat pengobatan yang efektif untuk Skizofrenia dan orang yang terkena dampaknya dapat menjalani kehidupan yang produktif dan terintegrasi dalam masyarakat. Penyakit jiwa tersebut sebenarnya dapat diobati dan dikendalikan.

Kuncinya adalah dengan cara memiliki sistem pendukung yang kuat dan mendapatkan perawatan yang tepat. Dengan pengobatan yang tepat, sebagian besar orang dengan Skizofrenia dapat memiliki pekerjaan yang layak dan menjadi produktif dan bahkan mampu memiliki aktivitas lain yang bermakna, menjadi bagian dari komunitas, serta menikmati hidup.

Pria tenteng sajam adang Bus TransJakarta di Sarinah

Pria Bersajam Adang Bus TransJakarta di Sarinah Ditangkap, Dirujuk ke RSJ karena Gangguan Jiwa

Pria berinisial IMZ (39) yang viral menenteng senjata tajam dan menghadang bus TransJakarta dekat Sarinah, Jakarta Pusat, ditangkap.

img_title
VIVA.co.id
24 Oktober 2024