Kontaminasi Bakteri di Susu UHT, Berbahayakah?
- Pixabay
VIVA –Sempat beredar sebuah surat diduga dikeluarkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, yang menyebutkan, terdapat merek susu yang diproses dengan suhu tinggi (ultra-high temperature processing/UHT) dan ditemukan terkontaminasi oleh bakteri Streptococcus sp.
Kontaminasi bakteri tersebut membuat masyarakat mulai khawatir untuk mengonsumsi susu UHT secara bebas.
Perlu dipahami, bakteri streptococcus merupakan bakteri yang tersebar melalui udara. Dampak yang ditimbulkannya, juga hadir di sekitar sistem pernapasan manusia.
"Kita masih menunggu efek dari kontaminasi streptococcus di susu UHT. Kalau secara umum, food poisoning memicu diare. Tapi streptococcus tidak mungkin berdampak ke usus karena bukan kuman yang hidup di pencernaan," ujar spesialis penyakit dalam sekaligus salah satu pendiri Yayasan Gastroenterologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat, 31 Agustus 2018.
Bakteri streptococcus sangat tidak mungkin memicu diare pada masyarakat yang tanpa sengaja mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri tersebut. Adapun dampaknya hanya mencakup batuk dan flu.
"Jika memang itu berbahaya, pasti pihak BPOM dan Kemenkes segera menghentikan peredarannya. Tapi memang streptococcus tidak berbahaya seperti diare," ujar spesialis penyakit dalam sekaligus ketua PGI (Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia) cabang Jakarta, dr. Agastya Wisnu SpPD KGEH, di kesempatan yang sama.
Untuk itu, masyarakat diminta agar tidak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut sebelum adanya pemaparan dari pihak berwenang. Sebab, bahaya yang ditimbulkan bakteri streptococcus pada tubuh tidak seperti efek akibat bakteri lainnya.
"Kalau bakteri salmonela atau e.coli , bahaya karena bisa memungkinkan diare bahkan demam tinggi, tipus, dan muntaber. Efeknya pun langsung saat itu juga,” katanya menambahkan.