Melebihi Target, Cakupan Imunisasi MR Teluk Bintuni Tembus 100 persen
- VIVA/Tasya Paramitha
VIVA – Sebulan sudah program imunisasi Measless Rubella (MR) massal berjalan di 28 provinsi di Indonesia. Menurut data terakhir yang masuk, yakni pada Kamis malam, 30 Agustus 2018, cakupan imunisasi MR di Indonesia baru mencapai angka 36,21 persen.
Papua Barat sendiri merupakan provinsi dengan cakupan imunisasi MR tertinggi di antara 28 provinsi, yakni mencapai 73,82 persen, atau 196.710 anak dari total target 266.464 anak.
Teluk Bintuni adalah salah satu dari empat kabupaten di Papua Barat yang cakupan imunisasi MR-nya telah melebihi target, yakni 108,83 persen. Selain Teluk Bintuni, ada Kabupaten Tambrauw (126,1 persen), Teluk Wondama (117,08 persen) dan Raja Ampat (111,86 persen).
Hal ini terbilang prestasi tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat Teluk Bintuni. Mengingat Teluk Bintuni merupakan kabupaten terluas di Papua Barat dan terdiri dari 24 distrik (kecamatan), 10 distrik di pesisir dan 14 di daratan.
Dinas Kesehatan setempat telah berhasil melakukan imunisasi MR pada 19.883 anak. Meski Kementerian Kesehatan RI hanya memberi target minimal 95 persen, namun Dinkes Teluk Bintuni mengungkapkan, mereka sendiri menyasar imunisasi MR bisa dilakukan pada 21.542 anak di kabupaten tersebut.
Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek, sebelumnya juga telah mengatakan bahwa prestasi tersebut bisa dicapai Teluk Bintuni lantaran pemerintah setempat punya komitmen dan mengerti bahwa kesehatan adalah awal atau hulu.
"Mereka mendatangi masyarakat (Papua Barat) dengan penduduk 1.076.000. Tapi kan kita bisa melihat mereka juga tersebar di mana-mana. Jadi cakupan imunisasi ini diusahakan tempat yang lebih padat dulu, nanti kita akan pergi ke tempat-tempat yang sulit," ucapnya di Teluk Bintuni, Papua Barat, Rabu, 29 Agustus 2018.
Menariknya, di antara 13 kabupaten di Papua Barat, Manokwari menempati posisi kesebelas, dengan persentase cakupan imunisasi MR sebanyak 50,01 persen atau baru 22.781 anak. Padahal, Manokwari merupakan Ibu Kota Provinsi Papua Barat.
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Parorrongan, SKM, M.MKes mengatakan bahwa cakupan rendah Manokwari tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya juga karena sekolah-sekolah sempat disibukkan oleh rangkaian kegiatan HUT Kemerdekaan RI kemarin, sehingga belum melaksanakan imunisasi massal MR.
Alasan lainnya adalah waktu itu sekolah juga menunggu keluarnya fatwa tentang status vaksin MR dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Beberapa sekolah minta penundaan karena sampai adanya Fatwa MUI. Sekarang surat edaran Fatwa MUI sudah ada, maka akan dilakukan sosialisasi sekaligus dilakukan imunisasi. Kami optimis cakupan akan meningkat," ujar Otto saat dihubungi VIVA lewat pesan singkat, Jumat, 31 Agustus 2018. (ase)