Penting Mengenal Bahaya GERD Sejak Dini
- Pixabay
VIVA – Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, penyakit yang berhubungan dengan gastrointestinal menduduki 10 besar penyakit terbanyak penderitanya di Indonesia.
Menurut studi, diare, gastroenteritis, dispepsia dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) menempati penyakit terbanyak yang menyebabkan pasien berobat rawat jalan.
GERD sendiri merupakan penyakit yang sering disamakan dengan maag. Padahal, GERD bisa dibilang lebih berbahaya dibanding sakit maag karena memicu asam lambung naik ke kerongkongan.
"Kalau maag, asam lambungnya masih di sekitar lambung. Kalau GERD, asam lambung naik ke atas dan ini berbahaya karena bisa memicu penyempitan dan luka di struktur kerongkongan," ujar spesialis penyakit dalam sekaligus salah satu pendiri Yayasan Gastroenterologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat 31 Agustus 2018.
Ari menambahkan, asam lambung bisa saja naik hingga ke pita suara dan paru-paru yang memicu bahaya semakin besar. Asam lambung sendiri memiliki tingkat keasaman yang hanya bisa ditoleransi oleh lambung itu sendiri.
"Di awal, penyakit ini tidak terlalu berbahaya. Tetapi, asam lambung GERD yang naik ke tempat lainnya, bisa memicu bahaya," kata Ari.
Seiring perubahan pola hidup, kasus penyakit GERD semakin meningkat. Terlebih, gejalanya sangat sulit untuk dideteksi seperti sesak berulang, nyeri dada seperti kelainan jantung, serta batuk-batuk.
"Maka, Yayasan Gastroenterologi Indonesia ini sangat berperan penting untuk mendeteksi gejala tersebut, mengingat bahaya asam lambung yang tidak pada tempatnya. Pasien juga bisa konsultasi pada dokter untuk memastikan kondisinya," ujar spesialis penyakit dalam sekaligus ketua PGI (Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia) cab. Jakarta, dr. Agastya Wisnu SpPD KGEH, di kesempatan yang sama.