Program Bayi Tabung Ternyata Bisa Gagal Gara-gara Asap Rokok
- Pixabay/Pexels
VIVA – Peluang kehamilan lewat program bayi tabung, menurut World Health Organization (WHO) bisa mencapai keberhasilan 32 persen. Namun, hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh faktor pola hidup pasangan dan lingkungan sekitar.
Dikatakan Medical Director of Morula IVF Indonesia, dr. Ivan Sini,Sp.OG, kota besar seperti DKI Jakarta memiliki polusi yang sangat berpengaruh pada tingkat kesuburan pasangan. Salah satu polusi yang paling besar ada di kota besar yakni asap rokok.
"Polusi dari rokok paling besar di DKI Jakarta. Pengaruh terhadap sel telur dan sperma. Kenyataannya, efek rokok terhadap kesuburan pria dan wanita sangat besar," ungkap dr. Ivan beberapa waktu lalu.
Kualitas sel telur dan sperma yang buruk, tidak saja memengaruhi peluang kehamilan secara alami namun juga pada program bayi tabung. Sebab, untuk mendapatkan perkembangan janin yang berkualitas baik, tentu harus berasal dari sel telur dan sperma yang tepat.
"Pola hidup seperti merokok, bekerja padat, tingkat stres berat, akan pengaruh ke kesuburan pria dan wanita," ujar spesialis kandungan, dr. Arie Adrianus Polim,D.MAS, SpOG(K), di kesempatan yang sama.
Dokter Arie turut menegaskan bahwa usia yang memadai menjadi faktor paling penting dalam menunjang kesuksesan program bayi tabung. Usia di atas 40 tahun, khususnya pada wanita, akan berpengaruh pada kualitas dan kuantitas sel telur miliknya.
"60 persen pasien dapat datang dengan prognosis buruk, salah satunya pada usia di atas 40 tahun. Gaya hidup sehat tapi usia wanita di atas 40 tahun, sel telurnya akan berbeda, membuat angka kehamilan sangat menurun."