Peran Perawatan Paliatif untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker

Ilustrasi Pasien Kanker
Sumber :
  • Pixabay/Unsplash

VIVA – Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, jumlah pengidap kanker setiap tahun bertambah 7 juta orang. Dua per tiga di antaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang.

Di Indonesia, setiap tahun diperkirakan terdapat 100 kasus baru per 100.000 penduduk. Ini berarti dari sekitar 240 juta penduduk Indonesia, ada 240.000 pengidap kanker baru setiap tahunnya.

Sayangnya, hampir sebagian penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut sehingga angka kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan meskipun tata laksana kanker telah berkembang dengan pesat. Pasien dengan kondisi tersebut mengalami penderitaan yang memerlukan pendekatan terintegrasi berbagai disiplin ilmu agar pasien memiliki kualitas hidup yang baik dan pada akhir hayatnya meninggal secara bermartabat.

Karenanya, selain pengobatan untuk penyakit kanker, pasien juga membutuhkan perawatan paliatif agar kualitas hidupnya tetap terjaga. Paliatif berasal dari kata palliate yang berarti mengurangi keparahan tanpa menghilangkan penyebab, sehingga dapat dikatakan bahwa upaya paliatif merupakan suatu cara untuk meringankan atau mengurangi penderitaan.

Perawatan paliatif sekarang sudah menjadi bagian integral dari pendekatan terapetik terhadap pasien tidak menular seperti kanker. Perawatan paliatif membantu seorang penderita kanker untuk hidup lebih nyaman sehingga memiliki kualitas hidup yang lebih baik sebagai kebutuhan manusiawi dan hak asasi bagi penderita penyakit yang sulit disembuhkan atau sudah berada pada stadium lanjut.

Dokter paliatif dr. Maria A. Witjaksono mengatakan, perawatan paliatif menjadi penting karena pada dasarnya tidak ada seorang pasien diizinkan untuk menderita. Perawatan paliatif bertujuan untuk mempertahankan kualitas hidup pasien.

"Tidak hanya pasien, tapi juga keluarga karena keluarga juga memiliki beban sehingga juga membutuhkan pendekatan," ujar Maria dalam diskusi bertajuk Doctor-Patients Communication in Palliatiave Cancer Care di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat 24 Agustus 2018.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP menambahkan,  perawatan Paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien, namun juga bagi keluarganya yang berhadapan langsung dengan penyakit tersebut, baik secara fisik, psikososial ataupun spiritual.

Profil Dina Mariana yang Tutup Usia Akibat Penyakit Kanker Rahim

Selain itu, perawatan paliatif tidak hanya memperhatikan bidang fisik tapi juga mencegah agar penderitaan pasien tidak bertambah.

Maria melanjutkan, yang dilakukan dalam perawatan paliatif adalah berkomunikasi dan menata laksana gejala. Tata laksana gejala menjadi sangat penting, misalnya nyeri, bagaimana perawatan paliatif bertugas mengurangi nyeri ini selama pasien menunggu terapi kankernya.

Sesuai Arahan Megawati, PDIP Dorong Riset dan Aplikasi Tanaman Herbal untuk Pengobatan Kanker

Perawatan paliatif pun tidak terbatas hanya untuk pasien yang sudah di stadium lanjut. "Banyak yang suka takut ketika mendengar perawatan paliatif karena konotasinya sudah tidak bisa sembuh, kematian sudah di ambang pintu." 

Padahal, kapan pun dalam stadium apapun perlu mendapatkan pendampingan perawatan paliatif agar kualitas hidupnya membaik dan pengobatan bisa lebih berhasil. (mus)

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri
Ilustrasi Buah

Terpopuler: 10 Buah Bantu Turunkan Berat Badan hingga Cegah Kanker dengan Pijat Payudara, Bagaimana Caranya?

Round-up dari kanal Lifestyle VIVA.co.id, pada hari Senin, 25 November 2024, salah satunya tentang buah yang bantu turunkan berat badan.

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024