Ngeri, Begadang Ternyata Berisiko Besar Sebabkan Diabetes

Ilustrasi pengecekan diabetes.
Sumber :
  • Pixabay/TesaPhotography

VIVA –Sebuah riset baru mengungkap kalau orang yang suka begadang punya risiko yang sangat besar menimbun lemak dan mengidap diabetes. Seperti diketahui, kurang tidur memiliki kaitan yang erat dengan sejumlah masalah kesehatan seperti diabetes, sistem imun yang melemah, obesitas, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker.

Selain itu, kurang tidur juga bisa menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan psikosis.

Meski begitu, ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko paling tinggi menjadi gemuk dan mengidap diabetes jika sering terjaga hingga larut malam, yaitu mereka dengan kondisi yang disebut dengan pradiabetes.

Dilansir dari laman The Sun, pradiabetes merupakan kondisi serius di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal tapi belum cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes tipe 2.

Mereka yang mengalami kondisi ini kemungkinan besar akan terus menanam bibit diabetes jika tidak mengambil langkah serius untuk mengontrol gula darah, seperti mengurangi berat badan, lebih banyak berolahraga, dan konsumsi makanan yang lebih sehat.

Sebuah riset baru mengatakan kalau pola tidur memainkan peranan dalam risiko diabetes dan indeks massa tubuh (IMB) yang lebih tinggi.

Lebih dari 2.000 orang pradiebetes ditanyakan apakah mereka suka bangun pagi atau tidur larut malam.

Mereka yang lebih banyak tidur larut malam kemungkinan besar akan menderita 'jetlag sosial'. Perubahan pola tidur dari hari biasa ke akhir pekan yang sebelumnya sudah dikaitkan dengan penambahan berat badan.

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Dr Sirimon Reutrakul, profesor endokrinologi, diabetes, dan metabolisme rekanan di University of Illinois, menemukan bahwa mereka yang berusia di bawah 60 tahun yang tidur larut malam, memiliki IMB yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidur lebih awal.

"Diabetes adalah penyakit yang sangat meluas dengan pengaruh yang cukup besar pada kualitas hidup. Faktor gaya hidup yang dikenali itu yang mungkin berperan dalam perkembangan diabetes, bisa membantu kami menyarankan para pasien diabetes tahap awal pada hal-hal yang bisa mereka lakukan untuk mengubahnya dan mencegah pradiabetes menjadi diabetes," ujar Reutrakul.

Hari Kesehatan Nasional, Catatan PB IDI: Permasalahan di Indonesia Sangat Kompleks dan Beragam

Menurut Reutrakul, waktu dan durasi tidur sangat bisa untuk dimodifikasi. Orang bisa memiliki waktu tidur reguler dan mendapatkan waktu tidur yang lebih banyak, yang kemudian bisa mengurangi IMB dan potensi berkembangnya diabetes.

Lingkar pinggang yang terus membesar telah lama dikaitkan dengan risiko yang lebih besar terhadap diabetes. Ketika berat badan terus bertambah, tubuh akan kesulitan mengontrol gula dalam darah, sehingga memicu resisten insulin dan pada akhirnya terjadi diabetes.

Benarkah Kolesterol Tinggi dan Asam Urat Sebabkan Kanker Pankreas?
Ilustrasi cek diabetes pada anak muda.

Miris, Anak Usia 13 Tahun Sudah Didiagnosis dengan Diabetes Tipe 2

Masalah obesitas hingga diabtes tipe 2 pada anak-anak menjadi masalah yang cukup serius belakangan ini. Bahkan setiap tahunnya angka meningkat.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024