100 Kasus Campak Menyerang di 21 Negara
- REUTERS/Damir Sagolj
VIVA – The US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan setidaknya lebih dari 100 kasus campak di 21 negara. Mereka yang terdiagnosa campak, tercatat tak mendapatkan vaksin Measles atau campak.
Campak merupakan penyakit yang ditularkan lewat udara melalui virus saat batuk dan bersin. Gejalanya mencakup demam tinggi, merah di seluruh tubuh, dan mata yang merah. CDC mencatat, satu atau dua dari 1000 anak yang terkena campak akan meninggal akibat komplikasi yang timbul.
Masih dari data yang sama, CDC melaporkan terdapat 107 kasus campak di Arkansas, California, Cinnecticut, Florida, Illinois, Indiana, Kansas, Louisiana, Maryland, Michigan, Missouri, Nevada, New Jersey, New York, North Carolina, Oklahoma, Oregon, Pennsylvania, Tenessee, Texas, Washington, dan wilayah Columbia. Laporan ini merupakan data sejak Januari hingga Juli 2018.
Angka yang cukup tinggi ini menyamai catatan CDC tahun 2014 silam. CDC mencatat terdapat 667 kasus campak di 27 negara, dan 338 di antaranya merupakan outbreak. Jumlah tersebut menjadi angka kasus tertinggi semenjak eliminasi campak dilakukan di US pada tahun 2000 silam.
Tak hanya itu, CDC melaporkan bahwa kejadian campak hingga pertengahan tahun ini didominasi oleh mereka yang belum divaksin. Padahal, vaksin campak terbukti sangat efektif di mana satu kali dosisnya mencakup 93 persen pencegahan virus dan dua kali dosis mencapai hingga 97 persen pencegahan penularan.
Menurut CDC, usia balita merupakan waktu terbaik untuk divaksin karena masih memiliki proteksi yang tinggi dari sistem imunnya. Jika usia balita tak divaksin, tubuh mereka yang rentan, akan mudah terkena komplikasi campak.
Perlu diketahui, campak merupakan salah satu pemicu kematian pada anak. World Health Organization mencatat bahwa diperkirakan 450 anak di dunia meninggal setiap harinya akibat campak.