Pria Lebih Puas Bercinta dengan Wanita yang Emosinya Tak Stabil
- Pexels/Pixabay
VIVA – Sebuah studi mengungkapkan, pria ternyata mendapatkan hubungan seks yang lebih baik dengan wanita yang emosinya tidak stabil. Menurut survei terhadap ribuan orang di Jerman, wanita lebih memilih pria yang tidak terlalu menyenangkan, tapi sangat memperhatikan detail.
Sudah banyak diketahui kalau persepsi seseorang akan seberapa cocoknya mereka dengan pasangan bisa menghasilkan kehidupan seks yang hebat. Tapi, hingga sekarang bagaimana kepribadian seseorang memengaruhi kehidupan seks orang lain belum pernah diteliti secara luas.
Pemimpin penelitian, Julia Velten dan rekan-rekannya mewawancarai setiap relawan mengenai kehidupan seksual, sifat, dan fungsi seksual mereka.
Untuk wanita, hal ini meliputi gairah seksual, kepuasan, rangsangan, dan orgasme. Sedangkan laki-laki difokuskan pada fungsi ereksi, gairah, kepuasan, dan orgasme.
Dilansir dari laman The Sun, para peneliti menemukan bahwa pria yang pasangannya memiliki emosi kurang stabil melaporkan fungsi seksual yang lebih baik. Sementara keramahan yang lebih rendah dari pasangan seksual diprediksi memberikan fungsi seksual yang lebih baik pada wanita.
Para peneliti juga menemukan bahwa pria yang teliti dan patuh mungkin akan merasa butuh memberikan kepuasan kepada pasangannya secara seksual, yang pada akhirnya berakibat pada fungsi seksual yang lebih baik pada pasangan mereka.
Studi yang dipublikasikan di Journal of Sex Research ini juga menemukan bahwa pria memiliki hubungan seks yang lebih baik dengan pasangan yang memiliki sifat mirip, secara spesifik mudah terstimulasi.
"Pada pria yang mudah terangsang oleh fantasi erotis atau stimuli visual, memiliki pasangan yang merespons dengan cara sama bisa memfasilitasi fungsi seksual," ujar para peneliti.
Para relawan memiliki rata-rata usia 51 tahun dan sudah menjalani hubungan mereka selama rata-rata 24 tahun.
Sifat personal bukan hanya satu-satunya yang dinilai dalam hal fungsi seksual. Di luar sifat individu, usia pria berkorelasi negatif pada nilai fungsi seksual mereka.
Dari semua pasangan, durasi hubungan tidak terkait dengan fungsi seksual yang buruk.
"Temuan ini menunjukkan bahwa kehidupan seksual yang sehat bisa terjadi bahkan pada hubungan yang sudah lama," kata para peneliti.
Tapi para pakar menyarankan riset yang lebih jauh lagi dibutuhkan dalam bidang ini.