Pencegahan Neuropati, Penyakit Saraf yang Berawal dari Kesemutan
- www.pixabay.com/geralt
VIVA – Neuropati atau gangguan kerusakan saraf yang bermula dari gejala kesemutan seringkali diabaikan. Padahal jika dibiarkan hal ini akan merusak sistem saraf manusia.
Bukan hanya itu, menurut Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, Dr. Manfuluthy Hakim, SpS(K), saraf yang telah rusak 50 persen, sulit untuk diregenerasi. Hal ini, lanjut dia tentunya bisa berdampak pada menurunnya kualitas hidup seseorang.
Neuropati sendiri sebetulnya dapat dicegah dan diobati sebelum menjadi fatal. Tapi sayangnya, kebanyakan masyarakat tidak tahu bagaimana mencegahnya. Lantas, bagaimana cara pencegahan neuropati?
"Untuk upaya pencegahan, jalani gaya hidup sehat, olahraga teratur, istirahat yang cukup, pola makan dengan gizi seimbang," ungkap Dr. Manfuluthy Hakim, SpS(K). Ia ditemui usai jumpa pers Kenali Gejala Neuropati dan Risiko Dampak Permanen pada Tubuh, di kawasan Wijaya, Jakarta Selatan, Selasa, 31 Juli 2018.
Selain itu, dr. Yoska, Medical Manager Merck Consumer Health, dengan merujuk pada Asian Journal of Medical Sciences 2018, konsumsi vitamin neurotropik tidak hanya mencegah namun juga bisa mengurangi gejala kerusakan saraf tepi seperti kesemutan dan kebas hingga 62,9 persen dalam 3 bulan periode konsumsi.
"Vitamin neurotropik terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 yang berfungsi memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf, dan memberikan asupan yang dibutuhkan supaya saraf dapat bekerja dengan baik," kata dr Yoska.
Dengan demikian, hal tersebut bisa mengurangi risiko terjadinya neuropati, khususnya pada individu usia muda.