Tak Disadari, 95 Persen Bayi Bisa Tertular Hepatitis dari Ibu
- Pixabay/sheldoni
VIVA – Hepatitis merupakan masalah kesehatan dunia yang serius, termasuk di Indonesia. Sayangnya, kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit ini masih sangat rendah. Padahal hepatitis disebut lebih infeksius dari AIDS.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes menjelaskan, hepatitis bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti konsumsi obat-obatan, alkohol, dan perlemakan. Namun, yang paling utama adala virus hepatitis atau parasit dan virus lain.
Wiendra menyebutkan, hepatitis yang tidak terdeteksi bisa menyebabkan sirosis hingga kanker hati. "Satu dari empat orang hepatitis akan meninggal karena kanker atau gagal hati," ujar Wiendra saat temu media Hari Hepatitis Sedunia di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat 27 Juli 2018.
Penularan hepatitis bisa melalui kotoran mulut pada hepatitis A dan E atau kontak cairan tubuh pada hepatitis B, C, dan D. Kontak cairan tubuh terbagi menjadi dua cara, yaitu secara horizontal dan vertikal.
Horizontal, misalnya melalui transfusi darah, penggunaan jarum yang tidak aman, seperti tato, hubungan seksual, dan kontak langsung dengan darah yang terinfeksi.
"Secara vertikal, dari ibu kepada anak yang dilahirkan. Risikonya sampai 95 persen, sementara yang horizontal hanya 5 persen," ujar Wiendra.
Karena itulah, penting bagi ibu hamil untuk melakukan deteksi dini hepatitis. Wiendra menambahkan, setiap tahun terdapat 5,3 juta ibu hamil dan HBsAg reaktif pada ibu hamil rata-rata 2,2 persen, maka setiap tahun diperkirakan terdapat 120 ribu bayi akan menderita hepatitis B dan 95 persen berpotensi mengalami hepatitis kronis (sirosis atau kanker hati) dalam 30 tahun ke depan. (ren)