Pramugari Ternyata Lebih Rentan Kena Kanker, Apa Sebabnya?
- REUTERS/Pascal Rossignol
VIVA – Bekerja sebagai pramugari merupakan impian bagi banyak perempuan. Dengan gaji yang cukup tinggi dan kesempatan keliling dunia menjadikan profesi ini banyak dilirik.Â
Tapi sebuah riset terbaru mengungkapkan hasil mengejutkan, bahwa pramugari dan petugas penerbangan ternyata lebih rentan menderita kanker. Â Hal ini terungkap dalam studi yang diterbitkan pada jurnal Environmental Health yang telah mengukur tingkat kondisi di antara awak kabin maskapai penerbangan AS.
Dalam studi itu disebutkan bahwa pramugari lebih berisiko menderita kanker payudara, leher rahim, gastrointestinal, uterus, dan tiroid. Menurut sebuah laporan di Quartz, yang mengutip studi Harvard, ada beberapa alasan yang berkontribusi pada hasil yang fatal.Â
Dilansir dari The Indian Express, para ilmuwan mengambil data pertimbangan lebih dari 5.300 pramugari yang berbasis di AS yang telah mengisi dan mengirimkan survei online pada Desember 2014 dan Juni 2015. Penilitian ini bagian dari "Harvard Flight Attendant Health Study" yang lebih besar.
Hasil itu kemudian dibandingkan dengan survei yang diisi oleh sekitar 2.700 orang Amerika yang pernah bekerja di sektor lain, tetapi memiliki tingkat pendidikan dan penghasilan yang sama. Dan beberapa perbedaan jelas menonjol.Â
Terlepas dari kesehatan yang sehat dari pramugari dan diet yang sehat diikuti oleh mereka, mereka masih tampak lebih rentan menderita penyakit tersebut daripada yang lain.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa risiko menderita kanker payudara di kalangan pramugari 50 persen lebih tinggi daripada perempuan lain dalam pekerjaan yang berbeda. Namun, tidak berhenti di situ. Tingkat risiko kanker kulit melanoma lebih dari 200 persen lebih tinggi, dan tingkat kanker kulit non-melanoma sekitar 300 persen lebih tinggi.Â
Sementara risiko melonama 50 persen lebih rentan di kalangan pramugara. Penelitian itu juga mengatakan 10 persen lebih rentan menderita kanker kulit non-melanoma.
Diyakini bahwa radiasi kosmis dan sinar ultra-violet, yang dialami oleh pramugari, mungkin menimbulkan risiko kesehatan. Pada ketinggian yang lebih tinggi, radiasi tidak melalui banyak penyaringan atmosfer dan berdampak lebih parah. Beberapa juga mengaitkan jet lag sebagai salah satu penyebab.Â
Â