Kisah Tiga Keluarga di Australia Menghadapi Kanker
- abc
Kolega Janet, Janice, tidak menyadari hal itu ketika mereka bertemu pertama kali.
"Cara Janet bekerja yaitu membuatnya jadi bagian biasa dalam hidupnya," kata Janice.
"Dia tidak mempermasalahkannya dan tidak ingin dikenal sebagai wanita penderita kanker," tambahnya.
Bertekad untuk tidak didikte oleh penyakitnya, Janet terus bekerja penuh waktu, hanya sesekali mengambil libur.
"Kami menjalankan rumah tangga yang sibuk, menghadari aktivitas anak-anak, belanja dan aktif dengan kesibukan kami," katanya.
"Aku mencoba memanfaatkan semuanya dan berupaya memasukkan perawatan dan kerepotan akibat kanker ke dalam kehidupanku tanpa terlalu stres," ujarnya.
Janet menyadari waktunya terbatas namun mengambil pendekatan praktis bagi kemungkinan terburuk.
"Kematian itu bagian dari kehidupan. Bagaimanapun itu terjadi, selalu tragis dan menyedihkan. Anda bisa melihatnya secara lebih praktis," katanya.
"Ada saatnya saya berpikir ya Tuhan, saya akan mati. Namun kita semua akan menghadapinya. Kematian saya hanya sedikit lebih diketahui faktornya," tambah Janet.
"Dia tidak lagi kesakitan"
Keren dan Rebekah tahu benar betapa kejamnya kanker itu.
Ayah mereka, Paul yang tidak pernah merokok, meninggal karena kanker paru-paru stadium lanjut yang tak lagi mempan kemoterapi.